Pemerintah Sudah Tetapkan HET Rp 11.500, Minyak Goreng Murah Masih Langka
Pemerintah resmi menerapkan harga eceran tertinggi (HET) mulai Selasa(1/2), hasil pencarian di sejumlah ritel modern masih kosong.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Theresia Felisiani
Namun, semenjak ditetapkan harga minyak goreng kemasan Rp 14 ribu per liter dan diberlakukannya harga eceran tertinggi (HET) Rp 11.500 per liter oleh pemerintah, pasokan minyak goreng ke ritel modern menjadi tersendat.
Baca juga: Operasi Pasar Minyak Goreng di Jakarta Digelar Mulai Besok, Termasuk Komoditas Lainnya
Ketua Umum Aprindo Roy Mande menjelaskan, kekosongan minyak goreng di ritel modern pada saat ini karena tidak normalnya pasokan yang biasa diterima ritel di seluruh Indonesia.
"Belum ada 10 persen dari permintaan kami. Per bulan itu, ritel seluruh Indonesia butuh 20 juta liter, tapi sekarang baru sekitar 5 persen sampai 6 persen pasokannya," ujar Roy saat dihubungi Tribun.
Menurutnya, ritel hanya bisa menunggu pasokan dari distributor minyak goreng, karena tidak dapat melakukan produksi tersebut.
"Ritel itu kan tidak pernah produksi minyak goreng, jadi ritel kayak warung saja, tempat menyalurkan barang. Kalau tidak ada barangnya di ritel, karena tidak ada pasokan dari distributor atau produsen minyak goreng," tutur Roy.
Ia pun berharap pemasok atau distributor minyak goreng untuk memenuhi permintaan ritel yang mencapai 20 juta liter minyak goreng per bulan.
Menurut Roy, berbagai alasan disampaikan para distributor terkait sedikitnya pasokan minyak goreng ke ritel.
"Ada yang bilang karena ada produsen belum dapat pasokan bahan baku kelapa sawit, ada yang bilang karena prosesnya masih produksi, ada yang bilang sedang menunggu perintah atasannya. Macam-macam alasannya," kata Roy.
Baca juga: Wamendag Imbau Masyarakat Tak Panic Buying, Pemerintah Jamin Ketersediaan Minyak Goreng
Roy menyebut, sedikitnya pasokan minyak goreng di ritel pun telah disampaikan ke Kementerian Perdagangan (Kemendag), dengan harapan pasokan komoditas tersebut menjadi normal. "Sudah disampaikan, setiap hari kita bicara dan melaporkan kepada Kemendag," ucap Roy.
Sedikitnya pasokan minyak goreng tersebut, akhirnya membuat komoditas pangan itu di ritel seluruh Indonesia menjadi lenyap. "Barang kosong karena pasokan belum normal, misalnya datang beberapa karton itu langsung habis dalam waktu satu jam, ada panic buying juga dari masyarakat," papar Roy.
Panic Buying
Wakil Menteri Perdagangan RI Jerry Sambuaga mengimbau masyarakat tidak melakukan panic buying produk minyak goreng.
"Tidak perlu borong semua, tidak perlu panic buying, pemerintah menjamin ketersediaan minyak goreng. Jadi saya berharap fenomena habisnya minyak goreng di berbagai toko peritel tidak terjadi lagi," kata Jerry.
Dalam mengawal kebijakan pemerintah terkait minyak goreng, Jerry pun turun ke lapangan dan mengajak Asosiasi Peritel Indonesia (Aprindo) mengadakan pasar murah di Pasar Raya I Salatiga.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.