Pemerintah Sudah Tetapkan HET Rp 11.500, Minyak Goreng Murah Masih Langka
Pemerintah resmi menerapkan harga eceran tertinggi (HET) mulai Selasa(1/2), hasil pencarian di sejumlah ritel modern masih kosong.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah resmi menerapkan harga eceran tertinggi (HET) mulai Selasa(1/2).
Adapun harga yang ditetapkan yaitu minyak goreng curah sebesar Rp11.500 per liter, minyak goreng kemasan sederhana sebesar Rp13.500 per liter, dan minyak goreng kemasan premium sebesar Rp14.000 per liter.
Tribun mencoba mencari minyak goreng di sejumlah ritel modern kawasan Kabupaten Bogor dan Kota Depok, Jawa Barat, Namun, saat mendatangi lima ritel modern seperti Indomaret dan Alfamart, tidak ada satu pun yang menjual minyak goreng dengan HET yang baru.
"Kosong minyak goreng," kata kasir Indomaret di kawasan Kecamatan Bojonggede, Bogor, Jawa Barat.
Baca juga: Belum Ikuti Kebijakan Pemerintah, Pedagang Minyak Goreng Masih Jual dengan Harga Lama
Jawaban yang sama didapat Tribun dari gerai-gerai Alfamart dan Indomaret lainnya saat bertanya minyak goreng.
Kemudian, mencoba ke supermarket yang berada di Depok, yakni Tip Top.
Di sini pun, produk minyak goreng tidak ada.
Manajemen PT Indomarco Prismatama (Indomaret) memastikan ketersediaan produk minyak goreng di setiap tokonya.
Namun, hal tersebut semuanya tergantung dari pasokan dari produsen minyak goreng, karena Indomaret hanya sebagai pihak penjual.
Baca juga: Benarkah Harga Minyak Goreng di Malaysia Lebih Mahal Dari Indonesia?
Marketing Director PT Indomarco Prismatama, Darmawie Alie menjelaskan, ketersediaan minyak goreng di setiap toko pastinya sesuai supply yang diterima Indomaret dari produsen.
"Untuk mengisi kekosongan perlu disupport supply dari pemasok," kata Darmawie.
Ia menyebut, kekosongan minyak goreng di beberapa toko, karena belum adanya pasokan dari produsen.
"Betul, tergantung dari suplai," ucapnya.
Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menyebut kebutuhan minyak goreng untuk ritel seluruh Indonesia sebanyak 20 juta liter per bulan.
Namun, semenjak ditetapkan harga minyak goreng kemasan Rp 14 ribu per liter dan diberlakukannya harga eceran tertinggi (HET) Rp 11.500 per liter oleh pemerintah, pasokan minyak goreng ke ritel modern menjadi tersendat.
Baca juga: Operasi Pasar Minyak Goreng di Jakarta Digelar Mulai Besok, Termasuk Komoditas Lainnya
Ketua Umum Aprindo Roy Mande menjelaskan, kekosongan minyak goreng di ritel modern pada saat ini karena tidak normalnya pasokan yang biasa diterima ritel di seluruh Indonesia.
"Belum ada 10 persen dari permintaan kami. Per bulan itu, ritel seluruh Indonesia butuh 20 juta liter, tapi sekarang baru sekitar 5 persen sampai 6 persen pasokannya," ujar Roy saat dihubungi Tribun.
Menurutnya, ritel hanya bisa menunggu pasokan dari distributor minyak goreng, karena tidak dapat melakukan produksi tersebut.
"Ritel itu kan tidak pernah produksi minyak goreng, jadi ritel kayak warung saja, tempat menyalurkan barang. Kalau tidak ada barangnya di ritel, karena tidak ada pasokan dari distributor atau produsen minyak goreng," tutur Roy.
Ia pun berharap pemasok atau distributor minyak goreng untuk memenuhi permintaan ritel yang mencapai 20 juta liter minyak goreng per bulan.
Menurut Roy, berbagai alasan disampaikan para distributor terkait sedikitnya pasokan minyak goreng ke ritel.
"Ada yang bilang karena ada produsen belum dapat pasokan bahan baku kelapa sawit, ada yang bilang karena prosesnya masih produksi, ada yang bilang sedang menunggu perintah atasannya. Macam-macam alasannya," kata Roy.
Baca juga: Wamendag Imbau Masyarakat Tak Panic Buying, Pemerintah Jamin Ketersediaan Minyak Goreng
Roy menyebut, sedikitnya pasokan minyak goreng di ritel pun telah disampaikan ke Kementerian Perdagangan (Kemendag), dengan harapan pasokan komoditas tersebut menjadi normal. "Sudah disampaikan, setiap hari kita bicara dan melaporkan kepada Kemendag," ucap Roy.
Sedikitnya pasokan minyak goreng tersebut, akhirnya membuat komoditas pangan itu di ritel seluruh Indonesia menjadi lenyap. "Barang kosong karena pasokan belum normal, misalnya datang beberapa karton itu langsung habis dalam waktu satu jam, ada panic buying juga dari masyarakat," papar Roy.
Panic Buying
Wakil Menteri Perdagangan RI Jerry Sambuaga mengimbau masyarakat tidak melakukan panic buying produk minyak goreng.
"Tidak perlu borong semua, tidak perlu panic buying, pemerintah menjamin ketersediaan minyak goreng. Jadi saya berharap fenomena habisnya minyak goreng di berbagai toko peritel tidak terjadi lagi," kata Jerry.
Dalam mengawal kebijakan pemerintah terkait minyak goreng, Jerry pun turun ke lapangan dan mengajak Asosiasi Peritel Indonesia (Aprindo) mengadakan pasar murah di Pasar Raya I Salatiga.
Menurut Jerry, pasar murah kali ini bertujuan untuk mendorong sinergi semua stakeholder dalam kebijakan soal minyak goreng.
"Intinya adalah dorongan agar setiap stakeholder bersinergi dan berkolaborasi, sehingga seluruh masyarakat diuntungkan," ujarnya.
Untuk distributor dan peritel, Jerry meminta agar bisa mematuhi dan mendukung sepenuhnya suplai minyak goreng dengan kualifikasi dan harga yang telah ditetapkan.
"Dukungan Aprindo sangat luar biasa. Mereka menggerakkan seluruh anggota dan seluruh resource untuk mendukung pemerintah. Saya berterima kasih kepada anggota Aprindo, khususnya yang terlibat dalam acara kali ini yaitu Alfamart, Indomart, ADA Toserba, Superindo, Hypermart dan lain-lain," tuturnya. (Tribun Network/sen/wly)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.