Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Suku bunga jangka panjang Obligasi 10 tahunan Jepang naik menjadi 0,2% pada tanggal 4 Februari ini, level tertinggi dalam sekitar 6 tahun sejak 29 Januari 2016, ketika Bank of Japan (BOJ) memutuskan untuk memperkenalkan kebijakan suku bunga negatif.

Di pasar obligasi pada tanggal 4 Februari, pergerakan untuk menjual obligasi pemerintah Jepang telah meningkat, dan imbal hasil obligasi pemerintah 10-tahun, yang merupakan indikator representatif dari suku bunga jangka panjang, naik dari 0,175% pada malam hari (3/2/2022) sampai 0,2% pada satu titik.

Ini adalah level tertinggi dalam sekitar enam tahun sejak 29 Januari 2016, ketika Bank of Japan memutuskan untuk memperkenalkan kebijakan suku bunga negatif.

Obligasi pemerintah dijual di pasar dan suku bunga naik ketika harga turun.

Meskipun demikian seorang pejabat pasar modal sumber Tribunnews.com mengungkapkan, "Bank sentral Inggris telah memutuskan untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut, dan pengetatan moneter akan berlanjut di Eropa. Suku bunga berjangka di Eropa dan Amerika Serikat telah meningkat. Gerakan ini telah menyebar ke Jepang, dan akibatnya obligasi pemerintah telah dijual.”

Imbal hasil obligasi pemerintah 10-tahun ditetapkan oleh lembaga keuangan sebagai pedoman untuk suku bunga hipotek, dan Bank of Japan menyesuaikan untuk tetap berada di sekitar 0% dalam kebijakan moneternya.

Kisaran fluktuasi adalah "plus atau minus 0,25%." Menoleransi fluktuasi tertentu, ungkapnya lagi.

Transaksi pasar modal dan pasar uang menarik perhatian kalangan pecinta Jepang. Mau ikut diskusi kelompok pecinta Jepang seilakan email ke: info@tribun.in