Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Kedelai Mahal, Perajin Tempe Tahu Mogok, Pemerintah Disarankan Barter Kedelai dengan Batubara

Amin Ak mengatakan, solusi jangka pendek menangani krisis kedelai bisa melalui cara barter antara komoditas kedelai dengan batubara

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
zoom-in Kedelai Mahal, Perajin Tempe Tahu Mogok, Pemerintah Disarankan Barter Kedelai dengan Batubara
Warta Kota/Henry Lopulalan
Pabrik tahu yang menghentikan produksi karena mahalnya harga kedelai dan susahnya minyak di kawasan Mampang Prapatan, Mampang, Jakarta Selatan, Minggu (20/2/2022). Pabrik tahu di Jabodetabek menghentikan produksinya selama 3 pada Senin-Rabu, 21-23 Februari 2022. Warta Kota/Henry Lopulalan 

Oleh sebab itu, Amin mengatakan, prioritas saat ini adalah pemulihan ekonomi nasional termasuk menjaga keberlanjutan usaha mikro, kecil, dan menengah yang menyerap 96,92 persen tenaga kerja saat ini.

“Tunda dulu deh, proyek-proyek ambisius dan bukan prioritas seperti pembangunan ibukota negara (IKN) baru dan proyek kereta cepat. Ini ada kebutuhan rakyat yang lebih mendesak,” kata politikus PKS itu.

Perajin Tempe tahu Mogok

Mulai hari ini para perajin tahu dan tempe di Pulau Jawa akan mogok produksi selama tiga hari, yakni Senin (21/2/2022) hingga Rabu (23/2/2022).

Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) Aip Syaifuddin, aksi mogok tersebut merupakan respons terhadap mahalnya harga kedelai di pasaran saat ini.

"Rencananya 21, 22, 23 Februari (aksi mogok dilakukan), kalau pemerintah tidak mengabulkan tuntutan kami," kata Aip kepada Kompas.com, Minggu (20/2/2022).

Baca juga: Harga Kedelai Melambung, Pemkot Bekasi Sarankan Pedagang Tahu Tempe Kurangi Ukuran

Menurut dia, awalnya hanya perajin di Jabodetabek dan Jawa Barat yang akan melakukan aksi mogok ini. Namun, secara sukarela perajin di Banten, Jawa Tengah, hingga Jawa Timur menyatakan ikut aksi mogok tersebut.

Berita Rekomendasi

Aip mengatakan, saat ini harga kedelai diperdagangkan di kisaran harga Rp 11.000. "Dari harga Rp 9.000 sekarang sudah Rp 11.000," sebutnya.

Oleh karena itu, perajin menuntut pemerintah untuk menstabilkan harga kedelai di pasaran. Apabila tuntutan ini terpenuhi, maka produksi tahu dan tempe akan kembali dilanjutkan.

Aip pun memastikan, aksi mogok tidak akan diikuti dengan aksi demonstrasi. Perajin hanya melakukan mogok produksi, dan tidak ada aksi turun ke jalan.

"Enggak mengganggu lalu lintas, enggak ada kerumunan," kata dia.

smiyati pedagang tahu tempe masih berjualan hingga sore hari, di pasar minggu Kota Bengkulu, Minggu (20/2/2022). Kenaikan harga kacang kedelai berdampak pada produktifitas dan penjualan tahu tempe 


Artikel ini telah tayang di Tribunbengkulu.com dengan judul Dampak Harga Kedelai Naik, Pengusaha Tahu Tempe di Bengkulu Kurangi Produksi, https://bengkulu.tribunnews.com/2022/02/20/dampak-harga-kedelai-naik-pengusaha-tahu-tempe-di-bengkulu-kurangi-produksi?page=all.
Penulis: Muhammad Panji Destama Nurhadi | Editor: M Arif Hidayat
smiyati pedagang tahu tempe masih berjualan hingga sore hari, di pasar minggu Kota Bengkulu, Minggu (20/2/2022). Kenaikan harga kacang kedelai berdampak pada produktifitas dan penjualan tahu tempe Artikel ini telah tayang di Tribunbengkulu.com dengan judul Dampak Harga Kedelai Naik, Pengusaha Tahu Tempe di Bengkulu Kurangi Produksi, https://bengkulu.tribunnews.com/2022/02/20/dampak-harga-kedelai-naik-pengusaha-tahu-tempe-di-bengkulu-kurangi-produksi?page=all. Penulis: Muhammad Panji Destama Nurhadi | Editor: M Arif Hidayat (Panji/Tribunbengkulu.com)

Aip mengatakan, jika pemerintah tidak mengabulkan tuntutan stabilisasi harga kedelai, mau tidak mau maka harga jual tahu dan tempe terpaksa naik. "Selanjutnya akan naikan harga (tahu dan tempe," ucapnya.

Dia mengaku telah berkomunikasi dengan pemerintah. Dalam pembahasan itu, pemerintah mengisyaratkan dukungan kenaikan harga jual tahu dan tempe.

"Tadi saya sudah bicara dengan pemerintah untuk mendukung kenaikan harga tempe dan tahu," kata Aip.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas