Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Investasi Properti Asia Pasifik Capai Rp 2.531 Triliun, Balik ke Level Sebelum Pandemi

Meski para investor belum sepenuhnya kembali ke sektor properti Asia Pasifik, tapi dirinya yakin ada keyakinan kuat untuk meningkatkan eksposur

Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Investasi Properti Asia Pasifik Capai Rp 2.531 Triliun, Balik ke Level Sebelum Pandemi
istimewa
Ilustrasi: Apartemen Waterfall by Crown di Sydney, Australia, terinspirasi hutan hujan tropis di Indonesia. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Investasi langsung di pasar real estate komersial Asia Pasifik mencapai 177 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekira Rp 2.531 triliun (kurs Rp 14.300) pada 2021, dengan angka volume belanja modal kembali ke level 2019 sebelum pandemi.

Menurut data dan analisis yang dipublikasikan pada laporan JLL Asia Pacific Capital Tracker 4Q21, volume investasi pada 2021 naik 26 persen secara tahunan, didorong oleh lonjakan aktivitas di Australia, China, dan stabilitas pasar di Jepang.

Baca juga: Permintaan Properti yang Meningkat Picu Melambungnya Harga Rumah Baru di China

“Pemulihan sektor real estat di Asia Pasifik menguat pada 2021, seiring bertambahnya arus modal dari investor yang menunjukkan kepercayaan jangka panjang melalui diversifikasi portofolio investasi di berbagai wilayah dan sektor," ujar Chief Excecutive Officer (CEO) Capital Markets JLL Asia Pacific Stuart Crow, Rabu (23/2/2022).

Meski para investor belum sepenuhnya kembali ke sektor properti Asia Pasifik, tapi dirinya yakin ada keyakinan kuat untuk meningkatkan eksposur pada 2022 dengan menargetkan transaksi lebih besar serta akuisisi platform.

Baca juga: Survei Bank Indonesia: Harga Properti Residensial Naik 1,47 Persen Secara Tahunan

Lebih rinci, Australia adalah negara paling banyak menarik investasi di kawasan ini, dengan peningkatan volume transaksi mencapai 35 miliar dolar AS pada 2021, atau 170 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

Aktivitas tersebut didorong oleh kenaikan transaksi platform logistik sepanjang tahun, dengan rekor tertinggi tercatat sebesar 9,3 miliar dolar AS, termasuk pembelian portofolio Milestone senilai 3,8 miliar dolar Australia atau setara 2,7 miliar dolar AS oleh ESR dan GIC dari Blackstone.

BERITA TERKAIT

Sementara, investasi perkantoran dan ritel juga mulai pulih, terlihat dari transaksi besar-besaran Melbourne Quarter Tower oleh National Pension Service of Korea dan akuisisi 50 persen dari tiga aset ritel di Sydney oleh LINK REIT.

Kemudian, transaksi di China meningkat 21 persen secara tahunan menjadi 39 miliar dolar AS pada 2021, didorong oleh aktivitas di sektor ritel, logistik, dan pusat data.

Baca juga: Insentif PPN di Sektor Otomotif dan Properti Diklaim Bawa Efek Multiplier untuk Pemulihan Ekonomi

"Pencatatan 13 surat berharga investasi properti (REITs) mendapat sambutan baik dari investor dan menandai perkembangan baru di pasar properti dalam negeri China," kata Stuart.

Selain itu, sektor real estat di Jepang mencatat investasi langsung sebesar 41 miliar dolar AS, angka tersebut turun 4% jika dibanding tahun sebelumnya, meski di tengah ramainya bisnis multi keluarga.

"Di bisnis perkantoran, penjualan dan penyewaan kembali kantor pusat biro iklan Dentsu di Tokyo senilai 2,8 miliar dolar AS menjadi salah satu transaksi yang diperhitungkan," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas