Mobilisasi Pasukan Rusia Dikabarkan Sudah Dekati Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
asukan Rusia pada Kamis malam disebut sedang dimobilisasi menuju ke Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia di Ukraina
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, KIEV - Pasukan Rusia pada Kamis malam disebut sedang dimobilisasi menuju ke Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia di Ukraina bagian tenggara yang merupakan PLTN terbesar di Eropa.
Pernyataan ini disampaikan Wali Kota Energodar, Dmytro Orlov.
Dikutip dari Al Jazeera, Jumat (4/3/2022), sebelumnya, pihak berwenang Ukraina telah melaporkan bahwa pasukan Rusia meningkatkan upaya untuk merebut pabrik di tenggara Ukraina dan telah memasuki Energodar menggunakan tank.
"Tembakan keras dapat terdengar di kota," kata Orlov dalam sebuah postingan online.
Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Mayor Jenderal Igor Konashenkov mengklaim Angkatan Bersenjata Rusia telah mencapai 1.612 target sasaran, sejak dimulainya operasi militer khusus di Ukraina pada 24 Februari lalu.
Baca juga: Konflik Rusia-Ukraina Merusak Mimpi China Atas Proyek Jalur Sutra di Eropa
"Sebanyak 1.612 target telah terkena sejak awal operasi, termasuk 62 pos komando dan pusat komunikasi, 39 sistem rudal S-300, Buk M-1 dan Osa dan 52 stasiun radar," kata Konashenkov.
Ia mengatakan, ada 49 pesawat yang hancur di darat dan 13 lainnya di udara.
Baca juga: Rusia Ancam Stop Aliran Gas, Jerman Ancang-ancang Gunakan Pembangkit Listrik Batu Bara
Begitu pula dengan 606 tank dan kendaraan tempur lapis baja lainnya, 67 peluncur roket ganda, 227 artileri lapangan dan mortir, 405 kendaraan bermotor militer serta 53 kendaraan udara tak berawak yang juga turut hancur.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan dimulainya operasi militer khusus ke Ukraina berdasarkan permintaan dari Kepala Republik Donbass sejak Kamis 24 Februari 2022.
Baca juga: Balas Kritik Biden, Menlu Rusia Samakan Amerika dengan Hitler
Kendati demikian, Vladimir Putin menekankan bahwa negaranya tidak memiliki rencana untuk menduduki wilayah Ukraina.
Tujuan operasi tentara Rusia hanya untuk melakukan demiliterisasi dan denazifikasi di negara tersebut.
Kementerian Pertahanan Rusia menekankan, angkatan bersenjatanya tidak melakukan serangan terhadap kota-kota di Ukraina dan tidak menargetkan warga sipil.
Mereka hanya menghancurkan infrastruktur militer menggunakan senjata presisi tinggi.