Industri Asuransi Coba Bertahan saat Pandemi, Masyarakat Semakin Sadar soal Proteksi Kesehatan
industri asuransi bisa bertahan, seiring meningkatnya pemahaman masyarakat atas pentingnya proteksi terhadap kesehatan mereka.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi Covid 19 yang sudah berlangsung lebih dari dua tahun menghempas banyak industri. Namun, industri asuransi bisa bertahan, seiring meningkatnya pemahaman masyarakat atas pentingnya proteksi terhadap kesehatan mereka.
Pengamat asuransi Irvan Rahardjo mengatakan, potensi pasar asuransi di Indonesia masih terbuka luas. Kondisi pandemi sudah mulai melonggar dan adanya fakta bahwa pandemi Covid-19 memunculkan kesadaran masyarakat akan pentingnya berasuransi untuk memproteksi kesehatan keluarga.
“Ini terbukti dengan meningkatnya angka pertumbuhan asuransi jiwa,” ujar Irvan.
Baca juga: Wapres Paparkan 4 Strategi Khusus untuk Tingkatkan Kinerja Industri Asuransi Syariah
Data Otoritas Jasa keuangan (OJK) menyebutkan, asuransi jiwa Indonesia tumbuh walaupun saat pandemi. Sepanjang 2021, premi yang dihimpun industri asuransi jiwa di Indonesia mencapai Rp 184,32 triliun. Angka itu tumbuh 7,21 persen dibandingkan realisasi pada tahun 2020 yang tercatat sebesar Rp 171,93 triliun.
Ia menambahkan, faktor pendorong utama meningkatnya kinerja asuransi juga akan dipengaruhi performa industri asuransi dalam menepati pembayaran klaim sesuai yang dijanjikan dengan baik dan tepat waktu.
Baca juga: Startup Insurtech Fuse Serukan Kolaborasi untuk Bangun Ekosistem Asuransi
Terkait kisruh unit link, Irvan mengusulkan agar dilakukan moratorium terhadap penjualan produk asuransi unit link.
“Atau setidaknya dibatasi hanya dijual kepada kelompok masyarakat golongan menengah atas dan yang melek investasi. Jadi, tidak menyasar setiap orang tanpa melakukan customer profile assessment,” papar dia.
Bayar Klaim
Salah satu asuransi yang bertahan di saat pandemi, yaitu PT Asuransi Cigna Indonesia (Cigna Indonesia). Saat pandemi, kinerja Cigna Indonesia makin positif. Itu terlihat dari pencapaian sepanjang 2021 seiring terus meningkatnya kepercayaan nasabah.
Sepanjang tahun 2021 itu, Cigna Indonesia membayar klaim nasabah sebesar Rp 589 miliar. Angka itu naik dari tahun 2020 yang sebesar Rp 423 miliar.
“Tingkat kepuasan nasabah terhadap Cigna Indonesia naik 160 persen dibandingkan tahun sebelumnya,” ujar President Director & CEO Cigna Indonesia Phil Reynolds dalam keterangannya, Kamis (10/3/2022).
Phil Reynolds menambahkan, pihaknya terus menjaga kepercayaan konsumen, seperti membayar klaim dengan cepat dan memberikan pelayanan terbaik. Hal itulah yang membuat kinerja Cigna Indonesia terus positif.
Baca juga: Literasi Belum Maksimal, Industri Asuransi Perlu Genjot Lagi Edukasi ke Masyarakat
Terkait prospek tahun 2022, Phil Reynolds optimistis Cigna Indonesia akan tumbuh lebih baik dari tahun lalu. Apalagi, kondisi pandemi sudah mulai menurun. Menurut dia, dua tahun belakangan ini merupakan masa berat. Ia ibaratkan musim dingin. Kini sudah masuk musim semi, ketika semua orang mulai berusaha bangkit.
Hal senada dikatakan Head of Agency Sales Cigna Indonesia Shiddiq Alfarisi. Menurut Shiddiq, pandemi malah menjadi momentum. Saat daya beli turun, tetapi kebutuhan akan asuransi meningkat.
“Demand untuk produk asuransi meningkat. Makanya Cigna bisa survive,” ujarnya.
artikel ini sudah tayang di KONTAN dengan judul Di Tengah Pandemi, Cigna Indonesia Bayar Klaim Hingga Rp 589 Miliar pada Tahun Lalu