Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Saat Datangi Pasar Kebayoran Lama, Mendag Tak Temukan Pedagang Jual Minyak Goreng Murah

Saat melakukan peninjauan, Lutfi tidak menemui harga minyak goreng sesuai ketentuan harga eceren tertinggi (HET).

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Saat Datangi Pasar Kebayoran Lama, Mendag Tak Temukan Pedagang Jual Minyak Goreng Murah
Rudi Salam/Tribun Timur
Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi saat mengecek langsung ketersediaan kebutuhan pokok di Pasar Terong Makassar, Kamis (17/2/2022). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi tidak menemukan harga minyak goreng sesuai ketentuan harga eceren tertinggi (HET).

Hal ini dialaminya saat meninjau ketersediaan dan harga minyak goreng di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Rabu (9/3/2022).

"Tadi kami melihat minyak goreng ada barangnya, baik curah maupun kemasan, permasalahannya tidak ada kios yang menjual sesuai HET yang ditentukan oleh pemerintah," ujar Lutfi.

"Meskipun barang yang sebenarnya dijual, ini suppliernya datang langsung minyaknya dijual Rp 10.500 tingkat pedagang, dan tidak boleh dijual di atas Rp 11.500 curah dan ini marginnya sudah cukup," sambung Lutfi.

Menurutnya, persoalan harga minyak goreng pada saat ini terjadi perbedaan antara ritel modern dengan pasar tradisional, sehingga masyarakat memilih antre di ritel modern karena harganya sesuai HET.

Baca juga: Mendag Ungkap Penyebab Harga Minyak Goreng Masih Mahal

"Di pasar harganya lebih tinggi, maka orang ngantri di ritel modern, kemudian masuk ke pasar dan menjual harga jauh lebih tinggi daripada yang ditetapkan pemerintah," papar Lutfi.

Baca juga: Pemerintah Klaim Pasokan Minyak Goreng Sudah Terpenuhi, Ini Kenyataannya di Beberapa Daerah

BERITA REKOMENDASI

Lutfi memastikan stok minyak goreng melimpah karena pasokan minyak dari Domestic Market Obligation (DMO) produsen CPO sudah terjadi saat ini.

"Kita pastikan pasokan cukup bahkan berlimpah di Jakarta, seperti diketahuim minyak DMO 391 juta ton per kemarin. Jadi sudah cukup untuk 1 bulan jika dihitung dari februari, mudah-mudahan harga turun," tutur Lutfi.

Sejak Februari 2022, Kementerian Perdagangan memberlakukan Harga Eceran Tertinggi (HET) baru untuk produk minyak goreng.

Baca juga: Warga Saling Dorong dan Berdesakan Saat Antre Minyak Goreng di Lahat Sumsel

Minyak goreng curah sebesar Rp 11.500 per liter, kemasan sederhana Rp 13.500 per liter, dan kemasan premium Rp14.000 per liter.

Gandeng Penegak Hukum

Mendag akan berkoordinasi dengan Kepolisian untuk menindak penjual minyak goreng tidak sesuai aturan harga eceren tertinggi (HET).

"Kami akan koordinasi dengan Mabes Polri untuk memastikan semua yang dijual di atas HET, melawan hukum dan akan ditindak," ujar Lufti saat meninjau Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Rabu (9/3/2022).

Menurut Lutfi, saat ini seharusnya harga minyak goreng sudah sesuai HET karena stok di dalam negeri dalam kondisi melimpah dari kebijakan domestic market obligation (DMO).

"Barang minyak DMO itu melimpah cukup untuk lebih dari 1 satu bulan, jadi kalau ditanya kapan stabil? mustinya sudah berlangsung, dan harga sudah turun, kalau liat rerata nasional harga sudah turun sudah Rp 16.000 lebih Rp 2.000 dari Harga HET 14.000," kata Lutfi.

Baca juga: Kasus Penipuan Jual Beli Minyak Goreng di Bandung, Wanita Ini Raup Rp 1 Miliar, Uang Habis Dipakai

"Saya pastikan ini sudah jalan, cuma kami ingin mendorong kecepatan penurunn harga minyak, dan saya akan melibatkan aparat hukum untuk memastikan HET berlaku di pasar dan ritel," sambungnya.

Masih tingginya harga minyak goreng di pasar tradisional, Lutfi pun melihat hal ini merupakan sifat manusia untuk mencari untung di saat banyak yang mencari minyak goreng.

"Saya ingatkan kepada penjual bahwa yang beredar hari ini, minyak DMO, minyak pemerintah yang harus dijual sesuai ketentuan pemerintah, yang melawan akan saya proses ke hukum secara tegas. Saya peringatkan, kalau minyak DMO dijual di industri dengan harga internasional, merupakan tindakan melawan hukum kita akan berantas," tuturnya.

Di Bengkulu Harga Rp 40.000/Liter

Masyarakat di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, mengeluhkan tingginya harga minyak goreng (migor) di daerah itu hingga tembus Rp 40.000 per liter.

"Tadi ada yang jual minyak goreng Rp 40.000 per liter, walau pun mahal tetap saja dibeli karena tidak ada yang menjualnya. Saat ini selain harganya mahal, minyak goreng ini juga langka," kata Yanti (30) warga Kecamatan Curup Tengah, dikutip dari Antara, Selasa (8/3/2022).

Baca juga: Gandeng Polisi, Mendag: Tindak Penjual Minyak Goreng di Atas Harga Eceren Tertinggi

Dia menjelaskan, adanya kelangkaan minyak goreng ini telah menyebabkan harga jualnya melambung tinggi kendati sebelumnya sudah ada operasi pasar yang digelar pemda maupun distributor.

Mereka terpaksa membeli minyak goreng ini dengan harga tidak wajar karena terpaksa mengingat setiap toko di Kota Curup tidak ada yang menjualnya, kalau pun ada harganya sangat mahal.

Sedangkan Rumina (50) salah seorang pemilik toko bahan kebutuhan pokok di kawasan Pasar Atas Curup menjelaskan, jika di tokonya sudah tidak memiliki stok minyak goreng sejak beberapa hari belakangan ini.

"Stoknya sudah habis semua, kalau kemarin masih ada beberapa dus tapi kemudian dibeli pelanggan dan kini belum ada pasokan dari distributor," terangnya.

Panic buying

Meski sudah berlangsung berbulan-bulan lamanya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan sampai sampai saat ini masih belum mengetahui penyebab pasti kelangkaan minyak goreng.

Kemendag mengklaim, jika dicek di tingkat produsen, padahal produksi minyak goreng yang berjalan saat ini seharusnya mencukupi kebutuhan domestik.

Inspektur Jenderal Kementerian Perdagangan (Kemendag) Didid Noordiatmoko mengatakan saat ini produksi minyak goreng sudah mendekati kebutuhan sehingga kelangkaan terhadap produk tersebut seharusnya bisa teratasi paling lambat akhir Maret 2022.

Pemerintah secara bertahap menyelesaikan persoalan produksi hingga distribusi minyak goreng sehingga minyak goreng dapat diperoleh dengan mudah dengan harga yang terjangkau di masyarakat.

Akan tetapi, kata dia, muncul persoalan baru yang merupakan dampak dari kenaikan harga dan kelangkaan barang yakni panic buying.

Lantaran sempat kesulitan mendapatkan minyak goreng dengan harga yang terjangkau, membuat masyarakat membeli melebih kebutuhan ketika mendapatkan kesempatan.

Padahal hasil riset menyebutkan kebutuhan minyak goreng per orang hanya 0,8-1 liter per bulan. Artinya, kini banyak rumah tangga menyetok minyak goreng.

“Tapi ini baru terindikasi,” kata dia saat kunjungan kerja ke Palembang.

Ia mencontohkan seperti produsen minyak goreng di Sumatera Selatan, saat ini sudah memproduksi 300 ton per bulan atau sudah mendekati kebutuhan daerah ini. Jika pun terdapat selisih diperkirakan hanya 10 persen.

Mobil Minyak Goreng Disita Polisi

Mobil tangki pengangkut minyak goreng curah di Mamuju Sulawesi Barat (Sulbar) disita polisi.

Pantuan Tribun-Sulbar.com, Rabu (9/3/2022) terlihat mobil tangki berwarna merah dengan tangki berwarna hijau itu kini berada di halaman kantor Polda Sulbar.

Bahkan, mobil tangki tersebut dipasangi garis polisi atau police line.

Mobil tersebut digunakan untuk mengangkut minyak goreng curah dari daerah Pasangkayu Sulawesi Barat (Sulbar).

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Humas) Polda Sulbar, AKBP Syamsu Ridwan mengatakan, kepolisian juga mengamankan kendaraan mobil tangki dari gudang tersebut.

"Kami amankan kendaraan yang dijadikan sebagai alat pengangkut minyak goreng dari Pasangkayu," kata AKBP Syamsu Ridwan saat ditemui Tribun-Sulbar.com, di ruang kerjanya Polda Sulbar, Jl Aiptu Norman, Lingkungan Kalubibing, Kelurahan Mamunyu, Kecamatan Mamuju, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar).

Selain itu, kepolisian juga sudah menyegel gudang minyak goreng yang berada di Jl Cidiktiro, Kelurahan Rimuku, Kecamatan Mamuju, Mamuju, Sulbar.

Syamsu Ridwan menghimbau, semua penjual agar tidak menjual harga minyak goreng di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).

Apalagi, saat ini kebutuhan minyak goreng sangat diperlukan oleh masyarakat khsusunya di Sulbar. (Tribunnews.com/Tribun Timur/Kompas.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas