Pemerintah Terus Mendorong Produksi Kedelai dengan Libatkan Petani Milenial
libatkan petani milenial, pemerintah dorong upaya peningkatkan produksi kedelai sehingga mengurangi ketergantungan pada kedelai impor.
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong berbagai upaya untuk meningkatkan produksi kedelai sehingga mengurangi ketergantungan pada kedelai impor.
Termasuk dengan melibatkan petani milenial.
Meskipun diakui menghadapi tantangan yang besar namun pemerintan benar-benar serius dalam mengembalikan kejayaan kedelai.
Baca juga: Satgas Pangan Polri Jelaskan Penyebab Kenaikan Harga Gula, Kedelai dan Cabai Jelang Ramadhan
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) telah berupaya dengan mencanangkan program pengembangan lahan untuk kedelai.
“Di Tahun 2022 Kementerian Pertanian melakukan upaya menjamin ketersediaan kedelai utamanya untuk mencukupi kebutuhan konsumsi rumah tangga melalui fasilitasi pengembangan 52 ribu hektar kedelai yang tersebar di 16 daerah," kata Mentan.
Dalam sambutannya pada acara Milienial Agricultural Forum (MAF) yang mengangkat tema Mengembalikan Kejayaan Kedelai (Prospek Budidaya dan Olahannya)”, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menyebutkan beberapa alasan mengapa kedelai merupakan komoditas strategis di Indonesia.
“Pertama Kedelai merupakan komoditas tanaman pangan terpenting ketiga setelah padi dan jagung, kedua merupakan bahan pangan penting dalam menunjang ketahanan pangan, ketiga komoditi pertanian penting dalam perekonomian, keempat merupakan bahan dasar industri pangan dan industri pakan, dan kelima kedelai merupakan sumber protein nabati”, paparnya.
Baca juga: Petani Gaspol Tanam Kedelai Lokal Asal Ada Jaminan Harga dan Pasar
Lebih lanjut Dedi menyampaikan kedelai adalah salah satu sumber pangan selain padi dan jagung yang digemari hampir semua lapisan usia.
Komoditas pangan penghasil protein nabati ini setiap tahun kebutuhannya terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan kebutuhan bahan baku industri olahan seperti tahu, tempe, kecap, dan susu.
“Indonesia mempunyai potensi sumber daya alam, tenaga kerja milenial, inovasi dan teknologi yang tidak kalah dengan Negara lain, potensi ini jika kita gunakan dengan baik saya yakin mimpi kita mengembalikan swasembada kedelai akan tercapai”, tutup Dedi.
Upaya Pemerintah dalam mengembalikan kejayaan kedelai ini bisa dilakukan oleh para petani milenial.
Karena petani milenial dianggap memiliki kompetensi teknis dan manajerial, inovatif, responsive serta adaptif terhadap persaingan global.
Untuk menstimulasi minat para petani milenial melakukan budidaya kedelai dari hulu ke hilir, dihadirkan dalam MAF ini dua orang pengusaha muda yang memproduksi produk olahan kedelai, yang memberikan motivasi kepada para peserta untuk tidak takut menanam kedelai dan menghasilkan banyak produk olahannya baik itu produk makanan, obat-obatan maupun kosmetik.
Adapun tiga narasumber yang dihadirkan Polbangtan Gowa dalam MAF kali ini, yaitu Abdul Fattah Peneliti dari BPTP Sulawesi Selatan Kementerian Pertanian, Anna Paesidio yang merupakan Owner Air Tahu Super; dan Andi Dayna Dwi Anugrah, Owner Sweets Desserts.