Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Luhut Binsar: Efisiensi dan Hilirisasi Akan Bawa Indonesia Jadi Negara Maju Tahun 2045

Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan hilirisasi dan efisiensi juga akan membawa Indonesia mampu menjadi n

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Luhut Binsar: Efisiensi dan Hilirisasi Akan Bawa Indonesia Jadi Negara Maju Tahun 2045
Istimewa
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan saat hadir secara daring saat Rakernas Pengurus Pusat Ikatan Alumni Institut Teknologi Sepuluh November (PP IKA ITS) yang mengusung tema "Perkuat KolaborAksi IKA ITS untuk Indonesia, Sabtu (26/3/2022). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, hilirisasi dan efisiensi penting bagi Indonesia karena menentukan apakah Indonesia keluar dari status middle income trap.

Middle income trap adalah istilah yang mengacu pada keadaan ketika sebuah negara berhasil mencapai ke tingkat pendapatan menengah, tetapi tidak dapat keluar dari tingkatan tersebut untuk menjadi negara maju.

Hilirisasi dan efisiensi juga akan membawa Indonesia mampu menjadi negara maju pada 2045.

"Jadi kalau mau keluar dari middle income trap dan masuk jadi negara maju pada 2045, harus melihat dua hal itu, yakni hilirisasi dan efisiensi," kata  Luhut saat pembukaan Rakernas Pengurus Pusat Ikatan Alumni Institut Teknologi Sepuluh November (PP IKA ITS) yang mengusung tema "Perkuat KolaborAksi IKA ITS untuk Indonesia, Sabtu (26/3/2022).

Selain Luhut Binsar, acara ini juga diikuti Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto.

Luhut memperkirakan, tahun 2036 mendatang status midle income trap, dengan pertumbuhan rata-rata 5,7 persen pada 2025 ini.

Berita Rekomendasi

Terkait kondisi pascapandemi, Luhut mengatakan, Indonesia tengah dihadapkan pada berbagai tantangan perubahaan dunia, namun hal ini sekaligus menjadi sebuah keuntungan agar Indonesia tidak taken for granted atas segala yang ada.

"Menurut hemat saya, ini juga "untung" bahwa pandemi ini ada sehingga akal-akal kita yang selama ini taken for granted, sekarang telah terjadi perubahaan sistem kesehatan, akselerasi otomasi dan digitalisasi, peningkatan peran dari AI, big data, perubahaan global value chain, termasuk green recovery dalam menghadapi tantangan perubahaan iklim, di mana Indonesia juga menjadi champion di sana," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Luhut juga menyarakan agar ITS mengembankan mata kuliah di bidang AI dan IT, karena Indonesia dihadapkan pada berbagai tantangan pascapandemi dalam rangka mencapai visi menjadi negara maju pada 2045.

"Tapi yang terpenting, kita harus kompak, kita juga harus bersatu. Berbeda-beda pemikiran boleh saja. Kita satu nusa, satu bangsa, satu negara."

"Saya percaya ITS akan memberikan kontribusi yang luar biasa kepada negeri kita tercinta ini," katanya.

Sementara, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto mengatakan, proyeksi ekonomi global masih menujukan tren pemulihan dan penanganan kasus Covid-19 dengan menujukkan hasil yang baik.

Kendati demikian, masih terjadi kenaikan inflasi global yang memicu sejumlah negara untuk melakukan normaslisasi kebijakan moneter, serta ketegangan geopolitik yang terjadi di Eropa antara Rusia dan Ukraina.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas