Butuh Rp 160 Triliun, Asian Development Bank Akan Ikut Pendanaan MRT Fase III
PT MRT Jakarta menyatakan, pembangunan MRT fase III Cikarang-Balaraja diperkirakan akan membutuhkan dana Rp 160 triliun.
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- PT MRT Jakarta menyatakan, pembangunan MRT fase III Cikarang-Balaraja diperkirakan akan membutuhkan dana Rp 160 triliun.
Direktur Utama MRT Jakarta William Sabandar mengatakan, pihaknya mendorong pendanaan lewat konsorsium, yakni melibatkan pemerintah, swasta, hingga investasi asing.
"Kita dorong pendanaan konsorsium, akan melibatkan pemerintah, investor global nyatakan komitmen seperti ADB (Asian Development Bank), dan pendanaan swasta. Kira-kira seperti itu," ujarnya di Stasiun MRT Bunderan HI, Jakarta, Kamis (31/3/2020).
Baca juga: Datang ke Pameran Jakarta Auto Week Bisa Naik Shuttle Gratis dari Stasiun MRT Istora
Lebih lanjut, dia mengungkapkan, MRT fase III Cikarang-Balaraja sepanjang 87 kilometer (km) tersebut akan terbagi menjadi 49 stasiun.
"Panjangnya 87 km dari Balaraja ke Cikarang, di Jakarta ada 31 km, dan ada sekira 49 stasiun. Kemudian, ada potensi pembangunan kota," kata William.
Sementara untuk swasta, perusahaan melakukan pendekatan koridor, yakni akan menggandeng pengembang di sepanjang rute fase III.
Baca juga: Menteri Perdagangan Internasional Inggris Kunjungi MRT Jakarta Bersama Gubernur Anies Baswedan
William menambahkan, satu pengembang sudah menyatakan komitmen lewat memorandum of understanding (MoU) hari ini yakni PT Jababeka Tbk (KIJA).
"Koridor approach ini konsep yang kita introduksi saat membangun fase III, Jababeka ini di luar Jakarta yang pertama. Koridor approach ini kita cari pendanaan membangun MRT tersebut, satu di antaranya Jababeka kita tempatkan TOD," pungkas William.