MRT Jakarta Gandeng Pengembang Garap Fase III Cikarang-Balaraja
Jababeka Tbk (KIJA) menandatangani perjanjian kerja sama dengan PT MRT Jakarta untuk menggarap pengembangan fase III Cikarang-Balaraja
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengembang properti PT Jababeka Tbk (KIJA) menandatangani perjanjian kerja sama atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT MRT Jakarta untuk menggarap pengembangan fase III Cikarang-Balaraja dengan panjang 87 kilometer.
Wakil Direktur Utama Jababeka Tjahjadi Rahardja mengatakan, keberadaan MRT di kawasan Jababeka diperlukan karena merupakan objek vital negara dengan banyak investasi di sana.
"Jababeka sekarang menjadi perkotaan dengan populasi 1,2 juta orang. Jadi, bayangkan kebutuhan terhadap transportasi, sedangkan koridor timur macet sekali," ujarnya saat kegiatan penandatanganan MoU di Stasiun MRT Bunderan HI, Jakarta, Kamis (31/3/2020).
Tjahjadi mengungkapkan, perusahaan terbuka untuk investasi dan pengembangan hunian transit oriented development (TOD) di sekitar stasiun MRT fase III.
Baca juga: Butuh Rp 160 Triliun, Asian Development Bank Akan Ikut Pendanaan MRT Fase III
"Kita melihat kolaborasi dengan PT MRT Jakarta untuk merealisasikan hal ini. Mensinergikan antara swasta dan BUMD untuk MRT tahap III sejalan dengan konsep Jababeka menjadi TOD city," katanya.
Baca juga: PT MRT Jakarta Temukan Rel Trem Peninggalan Belanda di Kawasan Glodok
Di tempat sama, Direktur Utama MRT Jakarta William Sabandar menambahkan, kawasan Jababeka selain akan menjadi stasiun akhir MRT fase III, juga akan dibangun hingga dua hunian TOD serta depo kereta api.
"Di Jababeka akan ada satu hingga dua Tod cukup luas, dan sedang dijajaki depo di kawasan stasiun terakhir itu. Sebab, jalur sepanjang 87 kilometer tidak bisa satu depo saja, harus ada dua sampai tiga depo," pungkasnya.