Pemanfaatan Energi Hijau di IKN, Peluang Indonesia Kejar Target Bebas Emisi Karbon
Potensi EBT yang dimiliki Indonesia sangat melimpah, antara lain potensi pemanfaatan energi surya.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Republik Indonesia Ade Irfan Pulungan meyakini kehadiran Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara akan menjadi peluang bagi Indonesia untuk mencapai target bebas emisi karbon.
Menurutnya, IKN memiliki misi penyedia produk pendukung mobilitas dan utilitas yang ramah lingkungan, pengembangan panel surya, dan kendaraan listrik roda dua.
“Ibu Kota Negara Baru, Nusantara akan diperkenalkan sebagai kota masa depan di Indonesia yang dapat menjadi wajah baru Indonesia di kancah dunia,” kata Ade dalam diskusi hybrid Mengejar Target Bauran Energi Melalui Pemanfaatan Teknologi Hijau di Ibu Kota Negara Baru, Jumat (1/4/2022).
Ade mengatakan peranapan teknologi hijau akan menunjang pemanfaatan Energi Baru Terbarukan demi tercapainya target Indonesia bebas emisi karbon.
Baca juga: Target Bauran Co-Firing PLTU Paiton Hingga 50 Persen
Indonesia pun terus berupaya dalam memetakan potensi bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) demi tercapainya target Net Zero Emission pada 2060.
Potensi EBT yang dimiliki Indonesia sangat melimpah, antara lain potensi pemanfaatan energi surya.
Baca juga: Kejar Target Bauran Energi, PGN Gencarkan Pembangunan Infrastruktur Gas
Sebagai negara yang beriklim tropis, Indonesia mencatatkan potensi energi surya sebagai sumber EBT di Indonesia mencapai 207 GW.
Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Hendra Iswahyudi menegaskan, Pemerintah telah mewujudkan komitmen dalam mendukung pemanfaatan energi surya sebagai bagian dari upaya transisi energi melalui serangkaian kebijakan.
Baca juga: Bauran Energi Terbarukan di Ketenagalistrikan Masih 11,2 Persen, Jauh di Bawah Target
“Potensi energi surya sebagai EBT yang dimiliki Indonesia mencapai 3.295 GW, namun diketahui realisasinya baru mencapai 0.3 persen dari target yang telah ditentukan,” papar Hendra.
Capaian tersebut tentunya memacu Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI untuk terus mengambil langkah besar melalui pencanangan kebijakan strategis yang akan mendukung perkembangan Energi Baru Terbarukan (EBT),” jelasnya.
Ketua Umum Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI) Fabby Tumiwa mendukung beragam kebijakan yang diterbitkan oleh Pemerintah dalam mendukung kehadiran Energi Baru Terbarukan seperti Energi Surya.
“Bersama dengan kehadiran wacana Ibu Kota Baru, AESI memproyeksikan potensi pemanfaatan energi surya, khususnya PLTS berkapasitas 2,500 - 8,100 MWp,” ungkap Fabby.