Kemajuan Teknologi Dinilai Penting untuk Mengurangi Emisi Karbon
Pemerintah Indonesia semakin serius dalam mendorong penggunaan energi bersih untuk mendukung tercapainya target Net Zero Emission (NZE) pada 2060.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kemajuan teknologi dinilai mampu mengurangi emisi karbon secara signifikan. Hal tersebut Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB), Ahmad Safrudin.
Safrudin juga menyoroti perlunya pengawasan ketat terhadap jejak karbon dari produk-produk yang dipamerkan. Sebab, teknologi yang rendah karbon saja tidak cukup; yang terpenting adalah memastikan bahwa produk tersebut mendekati nol emisi.
"Produk yang ditampilkan harus benar-benar memenuhi prinsip Net Zero Emission, bukan sekadar hemat energi atau rendah karbon," ujar Safrudin di Jakarta, Kamis (21/11/2024).
Baca juga: 5 Langkah Utama Mencapai Emisi Net Zero Tenaga Listrik Menurut Wartsila di Electricity Connect 2024
Menurutnya, Event Electricity Connect harus menjadi ajang untuk memperlihatkan teknologi yang secara genuine bisa mendukung pengurangan emisi karbon demi transisi energi bersih.
Dia juga menekankan pentingnya pengawasan emisi karbon pada kendaraan listrik. Meskipun lebih ramah lingkungan dibanding kendaraan berbahan bakar fosil, standar mutu emisi kendaraan listrik tetap harus dipastikan.
“Pengawasan itu penting. Jika tidak memenuhi baku mutu, harus ada tindakan nyata, bukan sekadar formalitas,” imbuh Safrudin.
Pemerintah Indonesia semakin serius dalam mendorong penggunaan energi bersih untuk mendukung tercapainya target Net Zero Emission (NZE) pada 2060 melalui gelaran Electricity Connect 2024.
Ketua Panitia Electricity Connect 2024, Arsyadany G. Akmalaputri, menjelaskan bahwa isu transisi energi dan pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) menjadi fokus utama dalam pameran dan konferensi tersebut.
“Transisi energi membutuhkan dukungan besar, baik dari sisi investasi maupun komitmen global, terutama di kawasan Asia. Hal tersebut menjadi refleksi dari partisipasi berbagai pihak dalam acara Electricity Connect 2024,” katanya.
Ajang kolaborasi energi tersebut diinisiasi PT PLN (Persero) dan Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI), yang berlangsung pada 20–22 November 2024 di Jakarta Convention Center (JCC).
EC 2024 akan menghadirkan sejumlah pembicara ternama, termasuk Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo, Vice Chairman of Korea Smart Grid Association Jae Won Chang, serta akademisi dan perwakilan perusahaan multinasional.
Para pembicara akan membahas tantangan sekaligus peluang dalam mewujudkan transisi energi bersih.