Kuasai Pasar Lokal, Propan Ekspansi Bisnis Cat ke Myanmar
Perusahaan cat PT Propan Raya kini berekspansi menggarap pasar cat di kawasan Asia Tenggara.
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perusahaan cat PT Propan Raya kini berekspansi menggarap pasar cat di kawasan Asia Tenggara.
Pasar luar negeri yang pertama digarap saat ini adalah Myanmar.
Untuk menggarap pasar di sana, Propan membentuk perusahaan patungan (joint venture) bekerja sama dengan perusahaan lokal di Myanmar.
"Kita bikin perusahaan joint venture di Myanmar karena kita sudah masuk pasar sana. Kita go international," ujar Product Marketing Manager PT Propan Raya Arif KHS di sela acara paparan program marketing baru Propan bertajuk 'Happy Wheel 2022' di kantornya, Jumat (1/4/2022).
Menurut Arif, ekspansi Propan ke pasar luar negeri terbilang membanggakan karena Propan sepenuhnya merupakan merek dan produsen cat lokal asli Indonesia.
Sementara itu untuk memperkuat pasar cat di domestik, pihaknya memindahkan fasilitas produksi cat ke pabrik baru yang memiliki kapasitas 3 kali lebih besar dari pabrik lama yang sudah dioperasikan sejak 1979.
CEO Propan Raya Kris Rianto Adidarma menambahkan, perusahaannya memiliki pasar yang kuat di Indonesia dan di market Asia Tenggara untuk produk cat kayu.
Baca juga: Upaya Propan Tetap Eksis di Tengah Kondisi Pasar yang Makin Kompleks saat Pandemi
"Di Asia Tenggara kita nomor satu karena produk cat kayu kita bagus. Hotel-hotel bintang 3 ke atas di Bali banyak menggunakan cat kayu dari kami," ungkapnya.
Untuk cat tembok, diakuinya, Propan agak terlambat masuk ke pasar lokal dan kini pasar cat tembok Indonesia dikuasai pemain cat dari perusahaan asing seperti Belanda dan Jepang.
"Untuk pasar cat tembok, kita agak telat masuk, pasar didominasi pemain asing seperti Belanda, Jepang," ujarnya.
Namun, pihaknya serius menggarap pasar cat tembok ini dan ke depan mengincar posisi nomor 2 di segmen ini.
"Perlu waktu untuk menggeser mereka. Tapi dengan strategi investasi kita, kita akan berhasil," kata Kris Rianto.
Dia menambahkan, selama ini perusahaannya menjadi pionir cat berbasis air, yakni cat sintetis yang 5 kali lrbih cepat kering dibanding cat berbasis minyak.
"Cat berbasis air harganya lebih teejangkau ketimbang yang berbasis minyak, apalagi tren harga minyak cenderung terus naik," ujar Arif.