Facebook dan Instagram Buka Lagi Tagar Invasi Rusia ke Ukraina yang Diblokir
Tagar yang diblokir di 2 platform media sosial itu diantaranya #RussianWarCrimes, #Bucha, dan #BuchaMassacre.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK – Platform media sosial Facebook dan Instagram pada 4 April lalu telah membuka tagar tentang dugaan pembantaian yang dilakukan oleh pasukan Rusia terhadap warga sipil Ukraina, yang sebelumnya mereka blokir.
Dilansir dari Techtimes.com, (6/4/2022) tagar yang diblokir di 2 platform media sosial itu diantaranya #RussianWarCrimes, #Bucha, dan #BuchaMassacre.
Tagar Ini merupakan referensi kekejaman yang terungkap di pinggiran kota Kyiv, Bucha dalam beberapa hari terakhir setelah penarikan pasukan Rusia.
Gambar-gambar mengerikan di Kota Kyiv menunjukkan kuburan massal warga sipil, dan orang-orang tak bersenjata ditembak di kepala dengan tangan terikat di belakang, sehingga mendorong Presiden Biden menyerukan agar Presiden Putin diadili atas kejahatan perang negara itu.
Seorang jurnalis Ukraina merupakan orang pertama yang melaporkan tentang pemblokiran tagar Facebook dan Instagram pada 3 April.
Baca juga: Setelah Blokir Facebook dan Instagram, Kini Rusia Paksa Google Hapus 36 Ribu URL
Pada 4 April juru bicara Meta, Andy Stone mengatakan, perusahaan telah membuka blokir tagar setelah seorang reporter New York Times menarik perhatian pada masalah tersebut.
Stone mengatakan, apa yang dilaporkan jurnalis tentang tagar yang diblokir merupakan hal yang terjadi secara otomatis karena konten grafis yang diposting orang menggunakan tagar tersebut.
Baca juga: Blokir Facebook dan Instagram, Rusia Sebut Meta Organisasi Ekstremis
Ketika Facebook dan Instagram mengetahui masalah ini, mereka bertindak cepat untuk membuka blokir tagar.
Namun, tidak jelas berapa lama tagar tersebut diblokir atau berapa banyak postingan yang terpengaruh olehnya. Meta tidak menanggapi permintaan untuk rincian lebih lanjut tentang hal itu.
Sebelum nya, pengadilan Rusia telah melarang penggunaan kedua platform media sosial di negara itu, sekaligus melabeli perusahaan induk Meta sebagai ekstremis di tengah tindakan keras Kremlin terhadap raksasa media sosial barat.
Pengadilan di Moskow mengatakan, Facebook dan Instagram yang keduanya banyak digunakan di kalangan orang Rusia, melakukan aktivitas ekstremis.
Namun untuk layanan WhatsApp messenger Meta tidak akan dilarang di Rusia karena merupakan sarana komunikasi dan bukan sumber informasi.