Gelombang Inflasi Merambah ke Kawasan Asia, Bank Sentral Eropa Rancang Kebijakan Baru
Tekanan inflasi di Asia bahkan telah membuat terganggunya laju ekonomi di beberapa negara terbesarnya, seperti China, India, Singapura, Korea Selatan
Editor: Muhammad Zulfikar
Inflasi di Inggris Makin Menggila
Perekonomian Inggris kini sedang dihajar oleh laju inflasi yang makin menggila. Inflasi di Inggris meroket tajam ditandai oleh melonjaknya harga berbagai harga kebutuhan pokok.
Hal ini menyebabkan laju inflasi tahunan di Inggris mencapai level tertinggi dalam tiga puluh tahun terakhir.
Mengutip data Reuters, inflasi yang terjadi di Inggris pada Maret 2022 melonjak naik mencapai 7 persen, angka ini jauh lebih tinggi dari bulan Februari lalu yang hanya sekitar 6,2 persen.
Kantor Statistik Nasional (ONS) Inggris menyebut,indeks harga konsumen tersebut adalah yang tertinggi sejak Maret 1992.
Kepala ekonom ONS, Grant Fitzner menjelaskan tekanan inflasi yang terjadi di Inggris merupakan imbas dari penguncian wilayah akibat pandemi Covid-19 ditambah lagi dengan adanya invasi Rusia ke Ukraina.
Kedua hal inilah yang kemudian mendorong lonjakan harga di berbagai kebutuhan pokok seperti bahan bakar kendaraan, pakaian serta furniture.
“Kami melihat kenaikan biaya yang disebabkan oleh tekanan global dalam rantai pasokan dan pasar energi kita yang dapat diperburuk lebih lanjut oleh agresi Rusia di Ukraina,” kata Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak.
Kenaikan indeks harga penyebab inflasi diprediksi akan terus meningkat, seiring dengan hadirnya ancaman pada perekonomian global.
Bahkan Samuel Tombs, kepala ekonom Inggris memprediksi jika pada April ini inflasi di negaranya akan mencapai 8,8 persen.
Mengantisipasi makin merangkaknya harga di pasar global, memaksa bank-bank sentral di seluruh dunia termasuk bank sentral pemerintah Inggris untuk menaikkan suku bunga negara.
Bank of England (BoE) diketahui telah menaikan suku bunganya dari 0,1 persen menjadi 0,75 persen. Cara ini diklaim dapat menahan laju inflasi tanpa harus menghentikan pertumbuhan negara.
Meski begitu nantinya Inggris akan tetap mengalami perlambatan tajam dalam pertumbuhan ekonomi di sepanjang tahun 2022.