Survei Bank Indonesia: Kegiatan Dunia Usaha Menggeliat Lebih Kencang di Triwulan I 2022
Peningkatan kinerja dunia usaha antara lain terjadi di sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) terbaru oleh Bank Indonesia mengindikasikan peningkatan kegiatan dunia usaha di triwulan I-2022.
Hal ini tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 8,71 persen, lebih tinggi dari SBT pada triwulan IV-2021 sebesar 7,10 persen.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono mengatakan, peningkatan kinerja dunia usaha antara lain terjadi di sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan, khususnya subsektor Tanaman Bahan Makanan (Tabama).
“Peningkatan ini sejalan dengan pola historis musim panen serta sektor industri pengolahan seiring meningkatnya aktivitas industri dan mobilitas,” ungkap Erwin di Jakarta, Jumat (15/4/2022).
Sejalan dengan perkembangan kegiatan usaha, kapasitas produksi terpakai triwulan I-2022 tercatat sebesar 73,08 persen, meningkat dari 72,60 persen pada triwulan sebelumnya.
Baca juga: Menteri Ketenagakerjaan Yakin Pengusaha Mampu Bayar THR Penuh
Penggunaan tenaga kerja terindikasi membaik meski masih berada dalam fase kontraksi.
Sementara itu, kondisi keuangan dunia usaha terindikasi membaik dibandingkan dengan periode sebelumnya, khususnya dari aspek likuiditas, disertai akses pembiayaan yang lebih mudah.
Baca juga: Kinerja Keuangan Anjlok, Anak Usaha Jasa Marga PHK 13 Karyawan
Erwin melanjutkan, pada triwulan II-2022, responden memprakirakan peningkatan kegiatan usaha berlanjut dengan SBT sebesar 23,24 persen.
“Peningkatan kegiatan usaha diperkirakan terjadi pada beberapa sektor utama, yakni sektor Pertambangan dan Penggalian, sektor Industri Pengolahan, serta sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran,” papar Erwin.
“Hal ini didorong peningkatan aktivitas masyarakat seiring masuknya periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idulfitri dan pelonggaran kebijakan mobilitas,” pungkasnya.