Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Presiden Macron: Prancis Tidak Butuh Gas Rusia, Kami Dukung Embargo Energi

Macron mengatakan bahwa negaranya tidak membutuhkan gas Rusia dan akan terus mendorong sanksi terhadap pasokan gas dari negara itu.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Sanusi
zoom-in Presiden Macron: Prancis Tidak Butuh Gas Rusia, Kami Dukung Embargo Energi
The Guardian/AFP
Presiden Tusia Vladimir Putin tetap mengharuskan Uni Eropa membayar gas yang dibelinya dari Rusia dengan rubel. Foto Presiden Vladimir Putin di jaringan pipa gas Rusia di Vladivostok, 2011. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, PARIS - Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan bahwa negaranya tidak membutuhkan gas Rusia dan akan terus mendorong sanksi terhadap pasokan gas dari negara itu.

"Eropa bergantung pada gas Rusia, namun Prancis tidak membutuhkannya," kata Macron.

Ia kemudian menekankan negaranya telah berupaya membeli gas dari pasar lain.

Baca juga: Rusia Mulai Serang Donbass di Ukraina Timur, Apa Alasan dan Pentingnya Wilayah Itu Bagi Putin?

Dikutip dari laman Ukrinform, Selasa (19/4/2022), Macron mencatat bahwa negaranya akan terus mempromosikan sanksi terhadap pasokan gas Rusia.

Ia juga membantah laporan yang menyebut bahwa 'atas inisiatif dirinya' masalah embargo minyak Rusia ditunda hingga akhir Pemilihan Presiden di Prancis.

Baca juga: Imbas Invasi Rusia, PBB Bahas Pembatasan Hak Veto Anggota Tetap Dewan Keamanan

"Embargo sedang diblokir oleh negara lain. Pasar Eropa saling berhubungan, dan Eropa bergantung pada gas Rusia," jelas Macron, tanpa menyebutkan namanya.

Berita Rekomendasi

Pada saat yang sama, kata dia, Eropa harus berhenti membeli minyak dan gas dari Rusia untuk 'melemahkan kemampuan Rusia dalam berperang'.

Perlu diingat bahwa kepemimpinan Uni Eropa (UE) saat ini sedang mempertimbangkan untuk memberlakukan embargo pada pasokan minyak Rusia.

Langkah ini diprediksi akan menjadi salah satu pukulan terkuat bagi ekonomi negara itu, yang telah secara besar-besaran dipengaruhi oleh sanksi akibat dilancarkannya invasi Rusia ke Ukraina.

Sebelumnya pada 24 Februari lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan peluncuran invasi skala besar ke Ukraina.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas