Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Nikel Sudah, Kini Pemerintah Berencana Larang Ekspor Bauksit dan Timah Tahun Ini

Adanya pelarangan ekspor komoditas tambang dan mineral juga memberi dampak positif terhadap neraca perdagangan

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Nikel Sudah, Kini Pemerintah Berencana Larang Ekspor Bauksit dan Timah Tahun Ini
BUMN.GO.ID
Petugas PT Timah Tbk memeriksa timah batangan hasil produksi di gudang penyimpanan. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pemerintah berencana akan melarang ekspor bauksit dan timah pada tahun 2022 ini.

Menteri Invenstasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan, larangan tersebut merupakan interpretasi arahan dari Presiden RI Joko Widodo untuk membangun hilirisasi dan industri berbasis energi baru terbarukan dan ramah lingkungan.

“Kami dari Kementerian Investasi menerjemahkan dengan transformasi ekonomi lewat hilirisasi dengan pendekatan pengelolaan sumber daya alam. Nikel, kita setop. Bauksit sebentar lagi kita akan setop.

Baca juga: Tren Peralihan Perusahaan Batu Bara ke Nikel Diprediksi Meningkat

Di 2022 bauksit akan kita setop dan di 2022 akhir kita juga akan setop ekspor timah,” ujar Bahlil dalam acara Road to G20: Investment Forum “Mendorong Percepatan Investasi Berkelanjutan dan Inklusif,” Rabu (18/5/2022).

Menurutnya, dengan adanya pelarangan ekspor mineral ini akan mendorong terjadinya hilirisasi dan meningkatkan nilai tambah. Hal ini terbukti dari larangan ekspor nikel yang dapat meningkatkan realisasi ekspor tambang.

Baca juga: Tren Peralihan Perusahaan Batu Bara ke Nikel Diprediksi Meningkat

“Di tahun 2020 ekspor kita untuk hasil nikel cuma US$ 2 miliar. Dan di 2022, ekspor hilirisasi dari stainless steel, itu sudah mencapai US$ 20 miliar,” kata Bahlil.

Selain itu, adanya pelarangan ekspor komoditas tambang dan mineral juga memberi dampak positif terhadap neraca perdagangan. Salah satunya dengan negara China.

BERITA REKOMENDASI

“Sekarang defisit neraca perdagangan dengan China tidak lebih dari US$ 2 miliar. Di 2022 pasti akan terjadi surplus neraca perdagangan China, ini kontribusi kita dari hilirisasi nikel,” katanya.

(Dendi Siswanto/Noverius Laoli)

Sumber: Kontan

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas