Rekening Bank Disita, Anak Usaha Google Rusia di Ambang Kebangkrutan
Sebuah anak perusahaan Google Rusia diambang kebangkrutan karena akses keuangannya disita oleh pemerintah.
Editor: Hendra Gunawan
Setelah Rusia melancarkan operasi militer khusus di Ukraina, sejumlah perusahaan asing menghentikan kegiatan di Rusia.
Sementara itu, merk mobil asal Prancis, Renault, nasibnya lebih buruk setelah dinasionalisasi.
Renault tidak akan memiliki opsi untuk membeli kembali pabriknya di Moskow, kata Wakil Walikota Maksim Liksutov di televisi Moskva-24.
"Penting bahwa ketika kami mendapatkan pabrik, kami tidak memberikan opsi kepada Renault untuk pembelian kembali," kata Liksutov.
"Itu adalah posisi prinsip walikota Sergey Sobyanin."
Pabrik di masa depan akan menggunakan sebagian besar suku cadang mobil buatan Rusia, katanya. Kota Moskow siap memberikan pesanan untuk pabrik, katanya.
Sobyanin sebelumnya mengatakan pabrik tersebut akan membuat mobil Moskvitch. Pembuat truk Kamaz akan menjadi mitra teknologi, kata walikota di blognya.
Kementerian Perdagangan dan Industri Rusia mengharapkan bekas pabrik Renault Rusia akan mulai memproduksi mobil Moskvitch akhir tahun ini.
Dinasionalisasi
Sebelumnya, Pemimpin Rusia Vladimir Putin mengatakan dirinya bertindak tegas terhadap perusahaan asing yang menutup operasinya di Rusia karena tekanan negara asal akibat menentang invasi Rusia ke Ukraina.
Putin mengatakan, Pemerintha Rusia akan menasionalisasi aset-aset perusahaan asing tersebut.
Hampir 200 perusahaan asing besar mengumumkan bahwa mereka menangguhkan pekerjaan mereka di Rusia atau meninggalkan negara itu. Diantaranya adalah perusahaan teknologi di sektor energi, otomotif, pengecer pakaian, sepatu dan kosmetik, serta jasa keuangan.
Namun, bisnis asing tidak akan dapat menarik modal mereka dari negerinya Vladimir Putin itu. Pada 1 Maret, sebuah keputusan presiden mulai berlaku yang secara praktis menghalangi investor asing untuk menarik aset Rusia.
Menurut Yaroslav Kabakov dari Finam, banyak perusahaan yang membekukan investasi, namun akan terus berfungsi di Rusia. Menurutnya, sebagai konsekuensinya, PDB Rusia dapat melambat menjadi negatif 5 % setiap tahun.