Ekspor China Langsung Melonjak Setelah Pembatasan Covid.Dilonggarkan
Ekspor China langsung naik di bulan Mei lalu melebihi perkiraan, karena pabrik-pabrik di negara tersebut mulai kembali beroperasi
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, SHANGHAI – Ekspor China langsung naik di bulan Mei lalu melebihi perkiraan, karena pabrik-pabrik di negara tersebut mulai kembali beroperasi dan hambatan logistik mulai mereda.
Tren ini terjadi setelah otoritas China melonggarkan beberapa pembatasan Covid-19 di Shanghai.
Impor China juga mengalami kenaikan untuk pertama kalinya dalam tiga bulan, sehingga menjadi angin segar bagi pemerintah negara ini yang telah berusaha untuk keluar dari situasi ekonomi yang tidak menguntungkan akibat pandemi Covid-19 yang terjadi beberapa bulan terakhir.
Namun prospek perdagangan China masih harus menghadapi risiko dari kenaikan bahan baku yang tinggi akibat perang Ukraina. Selain itu, kenaikan suku bunga di Amerika Serikat dan Eropa, telah menimbulkan kekhawatiran mengenai resesi global.
Dilansir dari Reuters, ekspor China di bulan Mei melonjak 16,9 persen dari tahun sebelumnya. Ini merupakan pertumbuhan tercepat sejak Januari tahun ini, dan melebihi perkiraan analis yaitu sebesar 8,0 persen.
Baca juga: China Bantah Bangun Pangkalan Militer di Kamboja, Sebut AS Ikut Campur
“Kami percaya pemulihan ini dapat berlanjut jika tidak ada penguncian lebih lanjut,” kata kepala ekonom Tiongkok Raya di perusahaan perbankan ING, Iris Pang.
Data resmi menunjukkan throughput peti kemas harian di pelabuhan Shanghai, yang pada bulan April kapasitasnya berkurang jauh, berhasil mencapai 95,3 persen pada akhir Mei.
Baca juga: Mentan: China Ingin Impor Beras Indonesia 2,5 Juta Ton
"Jika permintaan global terus sekuat sejak 2021, ekspor China harus mempertahankan tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata 15 persen, setidaknya hingga kuartal ketiga tahun ini," kata Pang.
Aktivitas ekonomi China menurun tajam di bulan April, saat negara itu bergulat dengan wabah Covid-19. Tindakan penguncian atau lockdown yang ketat, telah menghentikan aktivitas di pelabuhan dan jalan raya di China, membuat pabrik berhenti beroperasi dan banyak pekerja terlantar.
Baca juga: Pengamat: Sebagian Elit Masih Cenderung Antipati Terhadap Meningkatnya Pengaruh China di Kawasan
Untuk menstabilkan situasi ekonomi tahun ini, Dewan Negara China telah meminta pemerintah lokal untuk menghidupkan kembali rantai pasokan, memulihkan pertumbuhan ekonomi dan mengendalikan jumlah pengangguran. Produsen mobil besar telah meningkatkan produksinya pada bulan Mei, dan kapasistas penanganan kargo di pelabuhan dan bandara China kembali menunjukan peningkatan.
Permintaan domestik lesu
Produsen mobil listrik, Tesla membuka kembali pabriknya di Shanghai pada 19 April lalu, setelah menghentikan operasinya selama 22 hari, dan mulai mengirimkan produknya pada awal Mei.
Menurut hasil survei pemerintah dan pihak swasta menunjukkan aktivitas di pabrik China pada bulan Mei sudah mulai berjalan, karena pembatasan Covid-19 di pusat-pusat pabrik telah mereda, dan pesanan ekspor sudah mulai membaik.