Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Inflasi AS Sentuh Rekor Tertinggi dalam 40 Tahun, Harga Bensin Semakin Mahal, Joe Biden Pusing

Amerika Serikat (AS) mengalami inflasi tertinggi dalam 40 tahun dengan harga-harga naik lebih cepat dari perkiraan bulan lalu

Editor: Sanusi
zoom-in Inflasi AS Sentuh Rekor Tertinggi dalam 40 Tahun, Harga Bensin Semakin Mahal, Joe Biden Pusing
Stefani Reynolds / AFP
Amerika Serikat (AS) mengalami inflasi tertinggi dalam 40 tahun dengan harga-harga naik lebih cepat dari perkiraan bulan lalu, terdorong karena kenaikan biaya energi dan makanan.harga bensin yang makin mahal juga membuat pusing bagi Presiden AS Joe Biden dan kongres Demokrat 

Sentimen konsumen telah jatuh dan peringkat persetujuan Presiden AS Joe Biden merosot karena Partai Republik mengkritiknya atas masalah ini.

Selama sebulan, harga naik 1 persen, didorong oleh kenaikan harga bensin di AS, yang telah mencapai rekor baru di AS, mendekati rata-rata hampir 5 dollar AS per galon atau hampir Rp 20.000 per-liter.

Dalam dengar pendapat di Washington minggu ini, Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan menurunkan harga adalah "prioritas nomor satu".

Dalam sebuah pernyataan, Biden mengatakan "kita harus berbuat lebih banyak - dan dengan cepat - untuk menurunkan harga di sini di Amerika Serikat".

"Saya melakukan segala daya untuk menumpulkan kenaikan harga Putin, dan menurunkan biaya minyak dan makanan," Presiden ke-46 AS itu berjanji pada pidato di Port of Los Angeles di California.

Ancaman resesi

Perang Rusia-Ukraina dan lockdown Covid-19 di China musim semi ini, disebut-sebut menyebarkan masalah perekonomian ke seluruh dunia.

Berita Rekomendasi

Dengan Presiden Bank Dunia David Malpass memperingatkan bahwa pertumbuhan di banyak negara berisiko mengalami penurunan tajam. Sebab, kenaikan biaya menghantam daya beli rumah tangga dan mendorong mundurnya pengeluaran.

"Perang di Ukraina, lockdown di China, gangguan rantai pasokan, dan risiko stagflasi memukul pertumbuhan. Bagi banyak negara, resesi akan sulit dihindari," kata Malpass minggu ini.

Pasar saham AS jatuh setelah laporan inflasi ini, dengan ketiga indeks utama turun lebih dari 2 persen. Penurunan tersebut memperpanjang penurunan saham AS, karena investor menjadi gugup tentang kondisi perekonomian kedepannya.

"Bahkan jika inflasi segera mencapai puncaknya, itu tidak mungkin melambat dengan cepat." kata Richard Flynn, direktur pelaksana Charles Schwab UK.

"Harga yang tinggi dapat memberikan tekanan pada belanja konsumen dalam jangka menengah.

"Tambahkan masalah rantai pasokan yang sedang berlangsung dan dampak ekonomi dari invasi Rusia ke Ukraina terhadap ancaman inflasi, mudah untuk melihat mengapa kekhawatiran penurunan (ekonomi) meningkat dengan cepat."

Untuk saat ini, pasar tenaga kerja AS terus menambah lapangan kerja, sebuah tanda bahwa pertumbuhan masih berlanjut.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas