Kondisi Properti Masih 'Wait and See' Meski Terjadi Pemulihan Ekonomi
Industri sektor properti masih bergerak stagnan, meski situasi perekonomian nasional mulai mengalami perbaikan
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Industri sektor properti masih bergerak stagnan, meski situasi perekonomian nasional mulai mengalami perbaikan setelah tertekan pandemi Covid-19.
Country Manager Rumah.com Marine Novita mengatakan, tren harga properti sepanjang kuartal I 2022 masih stagnan secara kuartalan, yang diikuti turunnya suplai properti karena dipengaruhi turunnya permintaan.
"Data Rumah.com Indonesia Property Market Index kuartal II 2022 menunjukkan tren indeks harga properti masih stagnan dengan kenaikan di bawah 1 persen secara kuartalan," kata Marine, Senin (13/6/2022).
Baca juga: Pasar Properti Menggeliat, Central Group Bangun Villa dan Resort Mewah di Batam
"Tren negatif juga berlanjut pada indeks suplai, yang turun sebesar 0,3 persen secara kuartalan. Tren permintaan juga mengalami penurunan yang mungkin dipengaruhi oleh fokus konsumen pada Hari Raya Idul Fitri 2022," sambung Marine.
Menurut data Rumah.com Indonesia Property Market Index kuartal I 2022, indeks harga properti nasional terlihat stagnan pada kuartal pertama 2022, dengan kenaikan hanya sebesar 0,4 persen (quarter-on-quarter).
Namun secara tahunan, tren ini masih menunjukkan kenaikan sebesar 5 persen.
Tren indeks harga properti tertahan terutama karena stagnansi harga apartemen, di mana indeks harga apartemen belum bergerak sejak kuartal I 2021.
Baca juga: Dorong Penjualan Lebih Masif, Millennium City Gandeng Empat Bank dan 500 Agen Properti
Sementara itu, harga rumah tapak menunjukkan kenaikan 1,2 persen (quarter-on-quarter) dan 6 persen (year-on-year).
"Sementara itu di sisi suplai, penyedia properti terlihat bersikap wait and see. Hal ini dipertegas oleh pergerakan indeks suplai properti nasional," ucapnya.
Data Rumah.com Indonesia Property Market Index kuartal II 2022 menunjukkan bahwa indeks suplai properti nasional pada kuartal pertama 2022 turun sebesar 0.3 persen (quarter-on-quarter) namun naik tipis sebesar 5 persen secara tahunan.
Dari sisi konsumen, permintaan untuk properti hunian pada kuartal pertama tahun ini juga turun sebesar 1,7 persen (quarter-on-quarter).
Secara keseluruhan, kata Marine, tren penurunan suplai maupun tren penurunan permintaan mungkin dipengaruhi fokus konsumen yang melakukan mudik pada libur panjang Hari Raya Idul Fitri 2022 dan menjadi fokus utama pengeluaran masyarakat.
"Sehingga penyedia suplai tampak mengantisipasinya dengan menurunkan suplai properti," katanya.