Pengeluaran Membengkak, Malaysia Hentikan Subsidi untuk Ayam dan Minyak Goreng
Pemerintah Malaysia resmi menghentikan pengendalian harga dan subsidi pada sejumlah komoditas pangan di Malaysia mulai 1 juli mendatang.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR – Menteri Perdagangan dan Konsumen Malaysia Alexander Nanta Linggi mengumumkan pemberhentian pengendalian harga dan subsidi pada sejumlah komoditas pangan di Malaysia mulai 1 juli mendatang.
Melansir dari Channel News Asia, nantinya dengan diberlakukannya aturan baru ini pagu atau subsidi pada ayam, telur ayam, minyak goreng sawit botol tidak akan dilanjutkan kembali. Penghentian ini dilakukan dengan tujuan untuk menstabilkan pasokan serta harga pangan di pasar Malaysia dalam jangka waktu yang panjang.
“Harga ayam akan mengambang dan akan tergantung pada kekuatan pasar. Kelompok yang membutuhkan nanti akan dibantu dengan bantuan keuangan yang ditargetkan,” kata Linggi alam konferensi pers pada Selasa (21/6/2022).
Sebelum pemerintah resmi menghentikan subsidi, pihaknya telah lebih dulu menetapkan harga eceran maksimum ayam dan telur di sejumlah wilayah.
Seperti di kawasan Semenanjung Malaysia pemerintah mematok harga pada 8,90 ringgit per kg sementara untuk ayam standar utuh dibandrol dengan harga 9,90 ringgit per kg.
Tak hanya ayam saya, Linggi menyebut bahwa Malaysia juga akan menghapus subsidi untuk produk minyak goreng kemasan 2kg, 3kg, dan 5kg mulai 1 Juli. Sementara minyak goreng paket 1 kg masih akan tetap diberikan subsidi.
"Pemerintah merasa sudah waktunya untuk menghapusnya dan lebih fokus membantu yang membutuhkan," tambah Linggi.
Baca juga: Geger Pernyataan Mahathir, Klaim Kepulauan Riau Harusnya Masuk Wilayah Malaysia
Lonjakan harga minyak nabati global, termasuk minyak sawit Imbas cuaca buruk, serta terganggunya aktivitas ekspor Ukraina telah membuat pemerintah Malaysia menempatkan subsidi pada minyak goreng untuk membantu mengendalikan kenaikan harga dan kenaikan biaya hidup.
Bahkan hal ini telah memicu adanya pembengkakan pengeluaran anggaran subsidi di tahun 2022.
Baca juga: TB Hasanuddin: Batas Kepulauan Riau dan Malaysia Sudah Final, Tak Perlu Dipermasalahkan Lagi
Mengantisipasi makin meruginya negara dalam menutup pengeluaran subsidi, membuat terpaksa pemerintah memutus pemberian pagu tersebut.
Linggi mencatat, di kuartal pertama hingga kedua di tahun ini pemerintah telah menghabiskan dana senilai 30 miliar ringgit untuk mengimbangi lonjakan belanja subsidi.