Dampak Positif dan Negatif Rupiah Melemah Bagi Dunia Usaha, Seperti Apa?
Ketua Apindo Bidang Kebijakan Publik, Sutrisno Iwantono mengungkapkan dampak positif dan negatif dari melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ketua Apindo Bidang Kebijakan Publik, Sutrisno Iwantono mengungkapkan dampak positif dan negatif dari melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Sutrisno berujar keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) (The Fed) menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin berdampak besar bagi mata uang banyak negara, termasuk rupiah.
"Tapi kan' tidak berarti kemudian ekonomi domestik jelek. Artinya sepanjang ekonomi domestik bagus maka pelemahan-pelemahan ini sifatnya sementara," ujar Sutrisno saat dihubungi, Jumat (24/6/2022).
Namun, ucap Sutrisno, pelemahan nilai tukar rupiah akan berdampak terhadap industri-industri yang bahan baku dari impor. Terutama akan mengalami kenaikan biaya produksi.
Baca juga: Tekanan Eksternal Kembali Dorong Rupiah Melemah ke Level Rp 14.845 Per Dolar AS
"Manufakturing, alumunium, baja, dan sebagainya. Itu pasti biaya produksi akan naik. Karena kita akan membeli barang lebih mahal," tutur Sutrisno.
Hal tersebut akan memperlemah daya saing industri-industri yang sangat bergantung dari bahan baku luar negeri. Tapi di sisi lain, akan berdampak positif juga bagi industri-industri yang berorientasi ekspor.
"Karena tukar rupiah, membuat barang-barang kita jadi murah di mata pasar global. Sehingga bagi industri-industri berbasis bahan baku lokal, harus memanfaatkan ini sebaik-baiknya," kata Sutrisno.
Karena itu, Apindo berharap pemerintah bisa mendukung industri-industri yang berorientasi ekspor dan memberikan dukungan terhadap bahan baku lokal.
"Daya tahan ekonomi kita berbasiskan dukungan dalam negeri, tidak hanya UMKM tapi yang berbasiskan dalam negeri sumber daya seperti industri berbasis pertanian, karena itu kan' produksi dalam negeri, seperti perikanan. Kalau itu diberi nilai tambah itu akan memberi dorongan ekspor," imbuh Sutrisno.
Baca juga: Rupiah Menguat Tipis Sore ini, Analis: Tekanan Eksternal Masih Cukup Besar
Melemahnya nilai tukar rupiah, kata Sutrisno, memang memiliki dampak positif dan negatif. Contoh dampak negatif, yakni beban utang jadi tinggi.
"Karena utang kita dolar, dolarnya mahal. Industri penghasil dolar itu harus dikembangkan, supaya bisa mengimbangi kebutuhan dolar. Karena utang jadi berat, nanti kemampuan pemerintah membiayai APBN jadi terbatas," kata Sutrisno.
Sutrisno mengatakan, karena itu konsumsi rumah tangga harus tetap dipertahankan. Supaya bisa mempertahankan permintaan pasar. Upaya mendorong daya beli ini tetap penting supaya ekonomi tetap tumbuh karena konsumsi.