Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Inflasi Global Terus Meningkat, di Turki Capai 80 Persen, Korea Selatan Cetak Rekor Tertinggi

Inflasi Korea Selatan pada bulan Juni mencapai level tertinggi sejak krisis keuangan Asia yang terjadi lebih dari dua dekade lalu.

Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Inflasi Global Terus Meningkat, di Turki Capai 80 Persen, Korea Selatan Cetak Rekor Tertinggi
Dok Tribunnews.com
Ilustrasi peningkatan laju inflasi. Kondisi global yang tidak menentu akibat lonjakan harga pangan dan bahan bakar telah mengakibatkan inflasi di sejumlah negara di dunia. 

TRIBUNNEWS.COM - Kondisi global yang tidak menentu akibat lonjakan harga pangan dan bahan bakar telah mengakibatkan inflasi di sejumlah negara di dunia.

Inflasi global itu ditunjukkan dengan peningkatan Indeks Harga Konsumen (CPI).

Bahkan inflasi yang menerpa sejumlah negara di dunia ada yang mencapai rekor tertinggi dalam kurun waktu puluhan tahun terakhir.

Baca juga: Inflasi Melonjak, Jerman Catat Defisit Perdagangan Bulanan Pertama Sejak 1991

Inflasi Turki Membumbung Hampir 80 Persen

Laju inflasi tahunan di Turki melonjak hampir mencapai 80 persen pada bulan Juni 2022, yang sekaligus menjadi inflasi Turki tertinggi dalam dua dekade terakhir.

Dikutip dari CNN, Selasa (5/7/2022), harga konsumen naik 78,6 persen bulan lalu dibandingkan Juni 2021. Hal ini didorong oleh melonjaknya biaya makanan dan minuman serta biaya transportasi.

Menurut data dari Institut Statistik Turki, harga makanan naik hampir dua kali lipat dalam setahun, sementara biaya transportasi naik 123 persen.

BERITA TERKAIT

Ini merupakan tonggak sejarah suram lainnya bagi negara yang telah mengalami inflasi yang merajalela dalam beberapa bulan terakhir, dan yang mata uangnya telah kehilangan lebih dari 20 persen nilainya terhadap dolar AS sejak awal tahun ini.

Ekonomi Turki terkena dampak dari inflasi global yang sama seperti negara-negara lain, tetapi kebijakan ekonomi yang tidak lazim dari Presiden Recep Tayyip Erdogan telah mengobarkan krisis, seperti halnya lira yang jatuh, yang membuat impor jauh lebih mahal.

Pada bulan September, Erdogan membuang buku peraturan dan mengatakan kepada bank sentral Turki untuk mulai memotong suku bunga karena harga naik.

Baca juga: Inflasi Melonjak, Jerman Catat Defisit Perdagangan Bulanan Pertama Sejak 1991

Pada saat bank sentral utama dunia meningkatkan biaya pinjaman untuk mendinginkan permintaan dalam upaya untuk mengamankan inflasi, Turki melakukan hal yang sebaliknya. Suku bunga tetap di angka 14 persen sejak Desember.

Erdogan telah membela kebijakan moneternya, dengan alasan bahwa menurunkan suku bunga akan menurunkan inflasi dan meningkatkan produksi serta ekspor. Erdogan juga menyalahkan campur tangan asing pada masalah ekonomi negaranya.

Nureddin Nebati, menteri ekonomi Turki, mengatakan dalam sebuah tweet pada hari Senin bahwa "bertahannya kenaikan harga komoditas global yang tinggi, terutama dalam energi dan produk pertanian" telah memicu inflasi pada bulan Juni.

Dia juga menambahkan, pemerintah telah mengambil tindakan untuk melindungi rakyat dari meroketnya harga, termasuk dengan mengurangi pajak penjualan dan memberikan subsidi.

Baca juga: Thailand Juga Dilanda Lonjakan Inflasi, Tertinggi Sejak 14 Tahun Terakhir

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas