Menteri Sri Akan Bawa Kredit Rumah Jadi Surat Berharga, Bantu Kelas Bawah Miliki Tempat Tinggal
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut menjelaskan, ekonomi global sedang menghadapi lonjakan inflasi yang utamanya dipicu inflasi pangan.
Editor: Hendra Gunawan
Pengembangan Sekuritisasi
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menekankan perlunya pengembangan sekuritisasi aset di Indonesia untuk menekan gap kepemilikan dan kepenghunian rumah di Indonesia.
Suahasil menuturkan bahwa sekuritisasi juga dapat menciptakan sumber likuiditas baru bagi perbankan maupun lembaga keuangan melalui perubahan aset yang tidak likuid seperti rumah dalam bentuk pinjaman, menjadi lebih likuid dalam bentuk pinjaman menjadi surat berharga.
“Tentu salah satu hal yang harus kita dorong adalah sekuritisasi di pasar perumahan. Sekuritisasi adalah salah satu solusi yang dapat mengurangi risiko maturity mismatch yang dapat terjadi dalam pembiayaan jangka panjang, contohnya pada sektor perumahan," kata Wamenkeu.
Selain itu, menurutnya, sekuritisasi juga menciptakan nilai dengan mengurangi biaya perantara dan meningkatkan peluang untuk berbagi risiko dan diversifikasi risiko,” kata Wamenkeu.
Wamenkeu menegaskan untuk mendukung pasar sekuritisasi yang lebih baik, diharapkan para pelaku pasar dapat berkolaborasi dan aktif memberikan masukan kepada juga regulator.
Selain itu investor juga penting dalam membangun pemahaman yang sama tentang sekuritisasi aset dan instrumennya.
“Masukan dari seluruh stakeholder menjadi sangat penting sehingga pemerintah dapat semakin menajamkan kebijakannya," ucap Suahasil.
Wakil Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Nixon LP Napitupulu menambahkan kebijakan pemerintah terkait free PPN sangat membantu KPR.
Menurutnya, di situasi pandemi penyaluran kredit membutuhkan kebijakan yang memberikan akses kemudahan bagi masyarakat.
"Kita terimakasih dengan kebijakan PPN karena ini turut menggenjot penyaluran kredit rumah di bank," jelas dia.
Nixon menyatakan backlog perumahan saat ini tercatat mencapai 12,75 juta keluarga belum memiliki rumah.
Pihaknya mendukung langkah pemerintah dalam menciptakan kondisi pembiayaan perumahaan yang lebih baik.
"Tetapi perlu dicermati karena ke depan akan ada risiko kenaikan suku bunga dengan kondisi
perekonomian di tengah tensi geopolitik saat ini," tukasnya. (Tribun Network/Reynas Abdila)