Meski Dihantui Inflasi dan Suku Bunga, Ekonomi Nasional dan IHSG Diprediksi Mampu Bertahan
Menurut Head of Research Mirae Asset Sekuritas Hariyanto Wijaya perekonomian nasional dan pasar saham masih akan bertahan di tengah kenaikan inflasi
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perekonomian nasional dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan bertahan di tengah ancaman inflasi yang melambung serta pengetatan moneter yang mengarah pada tren kenaikan suku bunga global.
Head of Research Mirae Asset Sekuritas Hariyanto Wijaya mengatakan perekonomian nasional dan pasar saham masih akan bertahan di tengah kenaikan inflasi dan kenaikan suku bunga oleh bank sentral negara-negara di dunia.
Lanjut Hariyanto, pilihan sektor pasar saham yang strategis di 2022 adalah sektor konsumen non-siklus, pertambangan batubara, keuangan, dan Industri.
Baca juga: Enam Indeks Sektoral seret IHSG ke Zona Merah Hari Ini, Turun 0,06 Persen ke 6.718
Menurutnya, normalisasi harga pertanian sejak Juni 2022 akan menurunkan biaya produksi konsumen non-siklus. Setelah melonjak pada kuartal I-2022, harga komoditas pertanian, seperti gandum, gula, kopi, dan crude palm oil (CPO) telah dinormalisasi sejak Juni 2022.
“Kondisi tersebut seharusnya menurunkan biaya produksi konsumen non-siklus, mengingat produk pertanian merupakan bahan baku barang konsumsi non-siklus,” ucap Hariyanto dalam paparannya di acara Economy Outlook secara daring, Selasa (12/7/2022).
“Mirae Asset Sekuritas memasukkan saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) ke stock picks saham Juli dengan prediksi IHSG pada akhir tahun pada 7.400,” sambungnya.
Dia mengatakan 7.400 adalah skenario dasar IHSG (base scenario), di mana skenario optimistis (bullish scenario) untuk IHSG hingga akhir tahun adalah 7.800 dan skenario pesimistis (bear scenario) adalah 6.100.
Menurut dia, ekonomi Indonesia akan mampu bertahan di tengah guncangan ekonomi global karena fundamental Indonesia masih sangat baik sehingga IHSG tidak akan banyak terbebani oleh koreksi pasar saham AS yang sedang dalam tren koreksi (bearish).
Baca juga: Inflasi RI Diprediksi Nyaris Sentuh 5 Persen di 2022, Ekonom: Perbaiki Rantai Pasok Komoditas Pangan
Selain ICBP dan UNVR, dalam stock pick Hariyanto dan Tim Riset Mirae Asset Sekuritas terdapat PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT United Tractor Tbk (UNTR), PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR), dan PT Indofood Sukses Makmur (INDF).
Perkembangan IHSG pada semester II-2022 dibayangi oleh suku bunga bank-bank sentral di dunia akan terpacu oleh aksi bank sentral AS yaitu The Federal Reserve (The Fed) yang sudah menaikkan suku bunga acuannya yaitu Fed Fund Rate (FFR) sebanyak tiga kali.
Sepanjang tahun, The Fed sudah menaikkan FFR sebanyak 150 basis poin (bps).
Research Analyst Mirae Asset Sekuritas, Juan Harahap menilai dengan tren laju inflasi yang bertambah cepat serta usaha bank sentral untuk meredamnya dengan menekan suku bunga sudah berdampak pada nilai tukar rupiah.
Tekanan rupiah tersebut, tuturnya, tentunya akan menguntungkan bagi perusahaan berorientasi ekspor, terutama eksportir batu bara.
Baca juga: The Fed Diprediksi Kembali Kerek Suku Bunga, Pasar Saham Berpotensi Terkoreksi
“Faktor rupiah tersebut juga akan ditambah faktor positif dari kenaikan harga batu bara yang kembali menguat dan akan bertahan di atas kisaran 300 dolar AS per ton, dengan faktor utama dari larangan impor batu bara Rusia oleh negara-negara Eropa,” pungkasnya.