Harga Minyak Mentah Merosot Tajam, Brent dan West Texas Intermediate Anjlok di Bawah 100 Dolar
Harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman September 2022 ditutup anjlok US$ 7,61 ke US$ 99,49 per barel, Selasa kemarin.
Editor: Choirul Arifin
Open interest di bursa berjangka New York Mercantile Exchange (NYMEX) turun pada 7 Juli ke level terendah sejak Oktober 2015.
Volatilitas close-to-close pada Brent dan WTI berada di level tertinggi sejak awal April. Likuiditas yang lebih rendah biasanya menghasilkan pasar yang lebih bergejolak.
Pembatasan perjalanan Covid-19 yang diperbarui di China juga membebani harga minyak, dengan beberapa kota di China mengadopsi pembatasan baru, dari penutupan bisnis hingga penguncian yang lebih luas, dalam upaya untuk mengendalikan infeksi baru dari subvarian virus yang sangat menular.
Baca juga: Lonjakan Harga Minyak Kerek Pendapatan Produsen Migas Exxon dan Shell
Presiden AS Joe Biden akan mengajukan kasus untuk produksi minyak yang lebih tinggi dari OPEC ketika ia bertemu dengan para pemimpin Teluk di Arab Saudi minggu ini, penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan pada hari Senin.
Namun, orang dalam industri, sumber dan pakar mempertanyakan apakah, dengan produksi saat ini setidaknya 10,5 juta barel per hari, Arab Saudi benar-benar memiliki 1,5 juta barel per hari lagi yang dapat dibawa online dengan cepat dan berkelanjutan.
Kapasitas cadangan dalam OPEC juga telah menipis, dengan sebagian besar produsen memompa pada kapasitas maksimum.
OPEC pada hari Selasa juga memperkirakan bahwa permintaan minyak dunia akan naik 2,7 juta barel per hari pada tahun 2023, sedikit lebih lambat dari pada tahun 2022.
Energy Information Administration (EIA) memperkirakan kenaikan produksi minyak mentah AS dan permintaan minyak bumi pada tahun 2022 seiring pertumbuhan ekonomi.
Stok minyak mentah naik sekitar 4,8 juta barel untuk pekan yang berakhir 8 Juli, sumber pasar mengutip angka American Petroleum Institute (API). Persediaan bensin juga naik 3 juta barel, menurut sumber.
Data inventaris dari EIA diharapkan pada hari Rabu.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen berada di Asia untuk membahas cara memperkuat sanksi terhadap Rusia, termasuk pembatasan harga minyak Rusia untuk membatasi keuntungan negara dan membantu menurunkan harga energi.
Direktur Eksekutif International Energy Agency (IEA) Fatih Birol mengatakan bahwa setiap batas harga minyak Rusia harus mencakup produk olahan.
Penulis: Anna Suci Perwitasari | Sumber: Kontan