Apa Itu Resesi dan Apa Dampaknya? Berikut Tips Persiapan Menghadapi Resesi Ekonomi
Dalam survei yang dilakukan Bloomberg, Indonesia masuk dalam daftar negara resesi, yakni di peringkat ke-14. Lantas apa itu arti resesi?
Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah negara diyakini sedang memasuki fase resesi ekonomi.
Dalam survei yang dilakukan Bloomberg, Indonesia bahkan masuk dalam daftar negara resesi, yakni di peringkat ke-14.
Dalam survei tersebut, seperti dikutip dari Kontan.co,id, disebutkan secara berurutan negara yang mengalami resesi, yakni Sri Lanka, New Zealand, Korea Selatan, Jepang, China, Hongkong, Australia, Taiwan, Pakistan, Malaysia, Vietnam, Thailand, Filipina, Indonesia, lalu India.
Sementara itu, sejumlah negara Eropa juga diyakini sedang mengalami hal yang sama.
Hal ini seiring merosotnya nilai tukar euro terhadap dolar Amerika Serikat.
Untuk pertama kalinya, nilai tukar euro mencapai keseimbangan dalam 20 tahun sekaligus menandakan perkiraan pasar bahwa perekonomian Uni Eropa sedang menuju resesi.
Baca juga: Termasuk Indonesia, Ini Daftar Negara yang Berpotensi Resesi dan Presentasenya
Lantas apa sebenarnya arti dari resesi? Dan bagaimana cara menyikapi terjadinya resesi?
Dalam KBBI, resesi diartikan sebagai kelesuan dalam kegiatan dagang, industri, dan sebagainya (seolah-olah terhenti).
Dikutip dari laman OJK, definisi resesi ekonomi secara sederhana diartikan sebagai suatu kondisi di mana perekonomian suatu negara sedang memburuk.
Tanda-tandanya dapat terlihat dari produk domestik bruto (PDB) yang negatif, pengangguran yang meningkat dan pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuaryal berturut-turut.
Resesi berdampak pada sejumlah hal, diantaranya yakni sebagai berikut:
Resesi akan membuat perekonomian suatu negara menjadi lambat.
Perlambatan ekonomi ini akan membuat sektor riil menahan kapasitas produksinya.
Hal itu bisa menyebabkan pemutusan hubungan kerja atau PHK akan sering terjadi.
Lebih buruk lagi, perusahaan yang tidak kuat bisa saja akan tutup dan berhenti beroperasi.
Resesi juga bisa membuat kinerja instrumen investasi akan mengalami penurunan.
Di saat seperti itu, investor akan cenderung menempatkan dananya pada bentuk investasi yang aman.
Selain itu, daya beli masyarakat juga akan terkena imbas dari resesi ini.
Masyarakat akan lebih selektif dalam menggunakan uangnya dan akan lebih fokus kepada pemenuhan kebutuhan terlebih dahulu.
Baca juga: Tanda-tanda Eropa Mulai Resesi, Nilai Tukar 1 Euro Setara 1 Dolar AS
Tips Meminimalisir Dampak Resesi
Resesi adalah bagian dari siklus bisnis atau ekonomi. Siap tidak siap, perlu dilakukan persiapan jika situasi resesi benar-benar terjadi.
Lantas bagaimana cara menyikapi situasi saat terjadi resesi ekonomi?
Menurut laman Sikapi Uangmu OJK, perencanaan keuangan menjadi hal yang penting agar tidak mengalami dampak besar akibat resesi.
Setidaknya, lakukan perencanaan keuangan 10-20-30-40, dan pastikan 20 persen dari dana yang digunakan untuk investasi dialokasikan untuk dana darurat pada instrumen yang sangat likuid.
Semakin besar proporsinya maka akan semakin siap kalian dalam memenuhi kebutuhan di tengah kondisi resesi ekonomi.
Hal ini penting karena bisa saja seseorang kehilangan pekerjaan karena perusahaan tempatnya bekerja tutup saat resesi terjadi.
Mulailah untuk mengurangi dan tidak menambah beban-beban pengeluaran seperti utang.
Jangan anggap enteng utang meskipun hanya dari kartu kredit karena kamu tidak akan tahu kondisi keuanganmu ketika resesi ekonomi menerpa.
Baca juga: Bill Gates: Sinyal Munculnya Resesi Sangat Kuat, Ajak Tetap Optimis dalam Jangka Panjang
Lihat kembali portofolio investasi, jika kondisi pasar global sudah mulai menurun maka segeralah atur ulang portofolio investasi kedalam bentuk yang lebih aman seperti emas.
Hidup wajar dan tidak hedon juga dapat membantu untuk terhindar dari dampak resesi.
Tetap lakukan konsumsi seperti biasa karena ini bisa membantu ekonomi tetap tumbuh.
Konsumsi masyarakat berperan besar pada pertumbuhan ekonomi.
Di samping itu, komitmen terhadap rencana keuangan dengan menyisihkan uang untuk tabungan dan investasi juga menjadi hal penting.
Selain itu, perlu juga untuk mencermati perkembangan kondisi ekonomi terbaru dan mulai memanfaatkan peluang disekitar yang dapat bernilai ekonomi.
(Tribunnews.com/Tio)