Netflix Kehilangan 1 Juta Pelanggan pada Kuartal-II 2022, Lebih Sedikit dari Perkiraan Analis
Sebelumnya, pada bulan April Netflix memperkirakan akan kehilangan 2 juta pelanggan pada kuartal kedua. Pernyataan ini mengejutkan Wall Street
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
Dalam surat yang ditujukan kepada pemegang saham pada Selasa kemarin, Netflix mengatakan mereka telah memeriksa lebih lanjut perlambatan pertumbuhan yang terjadi baru-baru ini dipicu oleh berbagai faktor termasuk berbagi kata sandi, persaingan antar layanan streaming dan ekonomi yang lesu.
"Tantangan dan peluang kami adalah untuk mempercepat pertumbuhan pendapatan dan keanggotaan kami dengan terus meningkatkan produk, konten, dan pemasaran kami seperti yang telah kami lakukan selama 25 tahun terakhir, dan untuk memonetisasi audiens besar kami dengan lebih baik," kata Netflix dalam surat tersebut.
Perusahaan ini akan membatasi berbagi kata sandi atau password, sebagai salah satu cara untuk mendapatkan lebih banyak pelanggan.
Saat ini Netflix masih menjadi layanan streaming terbesar dengan 221 juta pelanggan berbayar di seluruh dunia. Co-CEO Netflix Ted Sarados mengatakan perusahaan masih melihat peluang pertumbuhan besar di masa mendatang.
"Kami memiliki beberapa angin sakal sekarang, dan kami menavigasi melalui mereka," kata Sarandos.
Saham Netflix di Wall Street Anjlok 70 Persen
Platform streaming Netflix mengumumkan penurunan saham hingga 70 persen dalam perdagangan di bursa AS.
Anjloknya saham Netflix di sepanjang tahun 2022 menjadi pukulan keras bagi perusahaan yang pernah menjadi unggulan di pasar Wall Street. Imbas dari penurunan saham ini setidaknya kerugian yang ditanggung Netflix mencapai miliaran dolar AS.
Baca juga: Ditinggal Pelanggan, Saham Rontok 70 Persen hingga PHK, Tahun yang Menakutkan untuk Netflix
Mengutip dari CNN International Business, runtuhnya saham Netflix terjadi usai perusahaan streaming ini mengalami penurunan pelanggan secara terus-menerus sejak kuartal pertama 2022.
Tak hanya itu, amblesnya pergerakan saham Netflix juga dikarenakan adanya gejolak ekonomi seperti melonjaknya angka inflasi serta memanasnya konflik Rusia dan Ukraina. Inilah yang membuat para investor mulai berpaling meninggalkan raksasa streaming tersebut.
Penurunan ini diprediksi terus bertambah mencapai lebih dari dua juta pelanggan hingga musim semi mendatang.
Berbagai cara telah dilakukan Netflix untuk kembali menguasai pasar saham Wall Street, salah satunya dengan fokus menghadirkan berbagai konten hiburan yang menarik, serta memperbaharui sistem dan layanan dengan melakukan pembatasan kata sandi pada akun pengguna,.
Sayangnya cara tersebut belum cukup mampu mengembalikan kondisi pasar Netflix.
Menurut analis Andrew Hare, pasar layanan streaming Netflix saat ini tengah berada di fase jenuh. Situasi inilah yang membuat investor ragu akan pertumbuhan ekonomi Netflix di masa depan.