Dolar AS Menguat Karena Investor Bersiap Menunggu Kenaikan Suku Bunga AS
Investor bersiap menunggu kenaikan suku bunga Amerika Serikat, akibatnya kurs dollar AS menguat.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Nilai tukar dolar AS kembali menguat pada perdagangan Asia hari ini, Senin (25/7/2022), karena investor bersiap menunggu kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS).
Dikutip dari Reuters, greenback naik sedikit terhadap sebagian besar mata uang utama di awal sesi perdagangan Asia, dolar AS diperdagangkan pada 1,0195 dolar AS pada euro.
Sementara pasar keuangan memperkirakan Federal Reserve AS (The Fed) akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin, dengan sekitar 9 persen peluang kenaikan untuk 100 basis poin.
"Reaksi pasar akan mengubah bagaimana Ketua hawkish (Jerome) Powell terdengar dengan tekadnya untuk mengurangi inflasi dalam menghadapi pertumbuhan yang lambat," ujar ahli strategi mata uang di National Australia Bank, Rodrigo Catril.
Data pertumbuhan AS juga akan dirilis pada Kamis (28/7/2022) mendatang, walaupun pasar keuangan telah terguncang oleh sejumlah indikator bisnis yang lemah di Eropa, yang mengikis reli aset berisiko pada Jumat (22/7/2022) lalu.
Krisis energi yang melanda Eropa telah mempengaruhi nilai euro, sedangkan dolar Australia dan Selandia Baru yang sensitif terhadap perdagangan, yang mencapai level tertinggi dalam sebulan terakhir pada Jumat lalu, telah jatuh.
Baca juga: Senin Pagi Rupiah Menguat Terhadap Dolar AS ke Level Rp14.985
Aussie turun tipis sekitar 0,5 persen menjadi 0,6892 dolar AS, dan Kiwi jatuh dengan margin yang sama menjadi 0,6223 dolar AS.
Pada Rabu (27/7/2022) besok, data harga konsumen Australia akan dirilis dan diperkirakan akan mendorong kenaikan suku bunga, meskipun analis memperingatkan sebagian besar latar belakangnya negatif.
"Dolar Australia terutama akan menjadi fungsi dari prospek ekonomi dunia. Prospek yang lebih gelap menunjukkan Aussie memiliki lebih banyak penurunan daripada risiko naik dan dapat menguji $0,6800 minggu ini." ungkap kepala ekonomi internasional di Commonwealth Bank of Australia, Joe Capurso.
Baca juga: Pekan Depan, Laju Rupiah Diprediksi Masih Tertekan di Atas Rp 15.000 Per Dolar AS
Sementara itu, nilai Pound Sterling tergelincir pada perdagangan hari ini menjadi 1,1970 dolar AS, saat pasar keuangan memperkirakan kemungkinan 60 persen Bank of England akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin minggu depan.
Sedangkan mata uang kripto Bitcoin berada di level 22,278 ribu dolar AS. Indeks dolar AS berada di 106,840, tepat di bawah rekor tertinggi dua dekade yang dibuat pada pertengahan Juli di level 109,290.