Rupiah Bakal Tembus Rp 15.500 Jika Bank Indonesia Terus Pertahankan Suku Bunga Acuan
Langkah dipertahankannya suku bunga acuan BI, dinilai berdampak ke nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang akan semakin tertekan
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Indonesia hingga saat ini masih mempertahankan suku bunga acuan atau BI-Seven Day Reverse Repo Rate (BI-7DRR) di level 3,5 persen.
Langkah dipertahankannya suku bunga acuan BI, dinilai berdampak ke nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang akan semakin tertekan.
Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengatakan, suku bunga acuan BI seharusnya sudah dinaikkan dari dua rapat dewan gubernur (RDG) yang lalu, paling tidak kenaikkannya 25 basis poin menjadi 3,75 persen.
Baca juga: Senin Pagi Rupiah Menguat Terhadap Dolar AS ke Level Rp14.985
"Kalau suku bunga acuan masih dipertahankan ke depan, khawatir rupiah semakin melemah. Kenaikan itu sebagai langkah preventif, terutama untuk antisipasi gejolak nilai tukar rupiah," kata Bhima saat dihubungi, Senin (25/7/2022).
Bhima menjelaskan, pelemahan rupiah ini akibat selisih imbal hasil surat utang di Amerika Serikat dengan surat utang di Indonesia semakin tipis, seiring telah dinaikkannya suku bunga bank sentral Amerika Serikat (The Fed).
"Ini membuat berinvestasi di pasar keuangan Indonesia kurang menarik. Ini memicu capital outflow dan melemahkan rupiah, bahkan bisa Rp 15.500 selama semester kedua ini kalau tidak dilakukan langkah kenaikan tingkat suku bunga," paparnya.
Oleh sebab itu, Bhima menyebut langkah BI pertahankannya suku bunga acuannya kurang tepat di tengah telah dilakukannya kenaikan suku bunga oleh bank sentral negara lainnya.
"Negara lain sudah naikkan suku bunganya cukup tinggi. Jadi kurang tepat BI pertahankan suku bunga acuan," ucap Bhima.
Senin Pagi Rupiah Menguat Terhadap Dolar AS ke Level Rp 14.985
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada perdagangan Senin (25/7/2022), seiring masih kuatnya sentimen eksternal.
Mengutip data Bloomberg pukul 09.06 WIB, nilai tukar rupiah menguat ke level Rp14.985 dari posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya Rp15.036 per dolar AS.
Baca juga: Pekan Depan, Laju Rupiah Diprediksi Masih Tertekan di Atas Rp 15.000 Per Dolar AS
Sebelumnya, Pengamat Pasar Keuangan sekaligus Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, untuk perdagangan pada Senin ini, mata uang Rupiah kemungkinan masih berfluktuasi namun ditutup melemah di rentang Rp15.000 hingga Rp15.030.
Ibrahim kembali melanjutkan, fluktuasi nilai tukar dolar terhadap mata uang lain disebabkan berbagai faktor eksternal.
Dolar AS turun pada Jumat, setelah Bank Sentral Eropa menaikkan suku bunga lebih dari yang diharapkan pada Kamis, karena kekhawatiran tentang inflasi yang tidak terkendali mengalahkan kekhawatiran tentang pertumbuhan.
“Dolar AS juga terbebani semalam oleh penurunan hasil Treasury setelah data di AS menunjukkan penurunan aktivitas pabrik dan kenaikan aplikasi untuk tunjangan pengangguran,” ucap Ibrahim, (22/7/2022).
Baca juga: Pekan Membara Buat IHSG, Investor Nunggu Keputusan Kenaikan Suku Bunga The Fed
“Ini menandakan bahwa ekonomi sudah merasakan efek dari pengetatan kebijakan Federal Reserve AS yang agresif,” sambungnya.
Sebagai informasi, Bank Sentral Eropa menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada hari Kamis untuk menahan inflasi yang melonjak.
Dolar AS juga terpengaruh sentimen Federal Reserve AS yang diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada pertemuan kebijakan 26-27 Juli 2022.