Harga Timah Sudah di Bawah, Analis Prediksi Bakal Naik di Kuartal IV 2022
Harga timah terus merosot sejak Maret 2022 di posisi 48.650 dolar AS per ton dan kini pada kisaran 24.530 dolar AS per ton.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Harga timah terus mengalami penurunan sejak Maret 2022 di posisi 48.650 dolar AS per ton dan kini pada kisaran 24.530 dolar AS per ton.
Analis pasar modal Edwin Sebayang mengatakan, penurunan harga timah beberapa hari ini disebabnya adanya potensi resesi ekonomi global dan penguatan mata uang dolar AS seiring naiknya suku bunga acuan The Fed.
"Keberlanjutan kenaikan suku bunga acuan The Fed membuat komoditas, terutama timah mengalami penurunan dalam hal ini permintaannya nanti," papat Edwin saat dihubungi, Rabu (27/7/2022).
Namun, Edwin memperkirakan harga timah saat ini sudah di level terbawah dan berpotensi kembali naik, mengingat harga sekarang sudah memperhitungkan kenaikan kembali suku bunga acuan The Fed.
"Sekarang sudah harga basic. Akhir tahun perkiraan saya akan rebound, bisa ke harga 30 ribuan dolar AS pe ton," ucap Edwin.
Baca juga: Larangan Ekspor Timah Berpotensi Gerus Pendapatan PT Timah Tbk? Begini Pendapat Direksi
Di sisi lain, Edwin pun melihat bakal naiknya harga timah dunia ke depan, akan memberikan sentimen positif terhadap saham PT Timah Tbk (TINA) yang didukung kinerja keuangannya positif.
Baca juga: Setelah Nikel, Tahun Ini Pemerintah Bakal Larang Ekspor Bauksit dan Timah
"Laba bersih Timah diperkirakan bisa naik 85 persen dibanding tahun lalu. Sehingga saham Timah masih bisa mengalami kenaikan ke level sekitar Rp 2.000 dalam 12 bulan ke depan," tuturnya.