Menilik Kaitan Antara Kenaikan Suku Bunga The Fed, Ekonomi Global, Hingga Nilai Tukar Dolar AS
Dalam kurun waktu 2 bulan terakhir, The Fed menjadi perbincangan masyarakat setelah menaikkan suku bunga acuan.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam kurun waktu 2 bulan terakhir, The Fed menjadi perbincangan masyarakat setelah menaikkan suku bunga acuan.
Setiap kebijakan yang dilakukan oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) ini menimbulkan sentimen terhadap pasar saham, obligasi, transaksi komoditas, hingga perekonomian global.
Lalu, mengapa kebijakan The Fed dapat mempengaruhi ekonomi negara-negara di dunia? Berikut penjelasan Tribunnews.
The Fed adalah The Federal, yang merupakan bank sentral di AS dan juga merupakan lembaga independen.
Dilansir dari Investopedia, The Fed memiliki berbagai wewenang. Yang pertama, The Fed bertugas menjaga stabilitas keuangan.
Kedua, mengawasi dan mengatur lembaga perbankan untuk memastikan keamanan sistem perbankan dan keuangan AS.
Ketiga, menyediakan layanan keuangan, termasuk pengoperasian sistem pembayaran nasional, lembaga penyimpanan, pemerintah AS, dan lembaga resmi asing.
Dan yang keempat, The Fed memiliki tugas melakukan kebijakan moneter nasional dengan mempengaruhi kondisi moneter dan kredit dalam perekonomian AS.
Analis Pasar Keuangan, Ibrahim Assuaibi mengatakan, ada sejumlah hal yang membuat kebijakan The Fed sangat mempengaruhi perekonomian di dunia.
Alasan yang pertama, The Fed merupakan bank sentral dari negara pusat perekonomian dunia. Sehingga kebijakan The Fed menjadi acuan bagi bank sentral negara lain untuk menetapkan kebijakan.
Baca juga: Imbas The Fed Kerek Suku Bunga, Valas dan Aset Finansial di RI Terancam
Oleh sebab itu, sangatlah wajar jika kebijakan The Fed juga mempengaruhi kondisi pasar, baik domestik maupun internasional.
Salah satunya adalah kebijakan The Fed untuk menaikkan suku bunga, sebagai respon untuk menekan laju inflasi yang tinggi di Amerika Serikat.
“Perekonomian AS paling berpengaruh di dunia, yang kedua China. Sehingga pada saat Amerika mengalami permasalahan ekonomi dan juga China, maka akan membuat ekonomi global ikut-ikutan bermasalah,” ucap Ibrahim kepada Tribunnews, Jumat (29/7/2022).