Inggris Siap-siap Masuk Jurang Resesi, Kenaikan Suku Bunga Cetak Rekor, Bagaimana dengan Ekonomi RI?
Bank Sentral Inggris atau Bank of England (BoE) menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin pada Kamis (4/8/2022), terbesar dalam 27 tahun
Editor: Muhammad Zulfikar
Bank Sentral Inggris atau Bank of England (BoE) menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin pada Kamis (4/8/2022).
Hal tersebut menjadi kenaikan suku bunga terbesar dalam 27 tahun terakhir.
Baca juga: Inggris Masuk Jurang Resesi, Berpotensi Picu Stagflasi
Melansir dari Reuters, lonjakan harga energi yang disebabkan oleh invasi Rusia ke Ukraina telah mengguncang perekonomian Inggris, membuat Komite Kebijakan Moneter BoE memutuskan menaikkan suku bunga menjadi 1,75 persen.
Kenaikan 50 basis poin ini telah diperkirakan oleh sebagian besar ekonom dalam jajak pendapat Reuters, karena bank sentral di seluruh dunia juga sedang berjuang menghadapi lonjakan harga.
BoE memperingatkan, Inggris saat ini sedang menghadapi resesi dengan penurunan output sebesar 2,1 persen.
Ekonomi Inggris diperkirakan akan mulai menyusut pada kuartal terakhir tahun ini, dan berkontraksi sepanjang tahun 2023, menjadi resesi terpanjang setelah krisis keuangan global.
Indeks harga konsumen di Inggris diperkirakan akan mencapai level 13,3 persen pada bulan Oktober, menjadi rekor tertinggi sejak tahun 1980, yang sebagian besar disebabkan oleh lonjakan harga energi setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Inflasi Inggris mencapai puncak tertinggi dalam 40 tahun yaitu sebesar 9,4 persen pada bulan Juli, sehingga memberikan tekanan kepada pengganti Boris Johnson sebagai perdana menteri Inggris berikutnya.
Baca juga: Airlangga Hartarto Sebut Peluang Indonesia Masuk Jurang Resesi Sangat Kecil
BoE sebelumnya memperkirakan inflasi akan mencapai puncaknya di atas 11 persen dan hampir tidak ada pertumbuhan pada ekonomi Inggris sebelum tahun 2025.
Bank Sentral Inggris telah menaikkan suku bunga sebanyak enam kali sejak Desember tahun lalu, namun kenaikan suku bunga hari ini menjadi yang terbesar sejak tahun 1995.
Tekanan yang didapat oleh Gubernur BoE dan rekan-rekannya untuk bergerak dalam langkah besar melawan inflasi datang setelah kenaikan suku bunga besar baru-baru ini dilakukan oleh Federal Reserve AS, Bank Sentral Eropa dan bank sentral lainnya.
BoE mengulangi komitmennya untuk bergerak tegas dalam menurunkan tekanan inflasi yang tinggi.
BoE juga memperkirakan pihaknya akan mulai menjual stok obligasi pemerintah yang besar, dengan penjualan aktif sekitar 10 miliar poundsterling per kuartal, tidak lama setelah pertemuan berikutnya pada pertengahan September.
Bagaimana dengan Kondisi Ekonomi Indonesia?