Menparekraf Sandiaga Uno Bantah Senator Australia Pauline Hanson Soal Bali Berisiko PMK
Sandiaga mengatakan, Kemenparekraf telah berkoordinasi dengan Kemenkes dan Kementerian Luar Negeri untuk merespon pernyataan Pauline Hanson
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno membantah pernyataan senator Australia Pauline Hanson soal Bali tidak aman dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
"Dapat kita pastikan bahwa berwisata di Indonesia sekarang aman," ujar Sandiaga Uno dalam keterangannya, Selasa (9/8/2022).
Ia menjamin sektor pariwisata di Indonesia, termasuk Bali memberikan layanan prima sehingga membuat wisatawan mancanegara maupun wisawatan nusantara merasa aman, nyaman, dan menyenangkan.
Baca juga: Kantornya Didemo Kenaikan Tiket Pulau Komodo, Sandiaga Uno Tunda Rapat Mingguan
"Tentunya pernyataan dari senator Australia itu sudah langsung kami bantah, secara tegas kami menyatakan bahwa Indonesia terutama Bali sangat aman kondisinya. Tidak benar apa yang diungkapkan (Pauline Hanson)," imbuh Sandiaga.
Sandiaga mengatakan, Kemenparekraf telah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan dan Kementerian Luar Negeri untuk merespon pernyataan Pauline Hanson.
Sebelumnya, Pauline Hanson, seorang senator Australia dari Queensland viral dalam beberapa hari terakhir, karena rekaman videonya yang menyinggung Bali sebagai daerah berisiko PMK.
Hanson, dalam video yang diunggah di akun YouTube pribadinya pada 5 Agustus 2022 menyebut kotoran sapi berceceran di jalanan Bali, karena sapi dibiarkan berkeliaran. Kemudian, warga Australia, yang merupakan salah satu kelompok wisatawan terbesar di Bali, menginjak kotoran itu dan membawa risiko penyakit PMK masuk ke Australia.
Baca juga: Takjub dengan Air Terjun di Rejang Lebong, Menparekraf Sandiaga Uno Buka Sayembara Nama Air Terjun
Hanson, dalam video yang sama, menilai Bali sebagai ancaman serius penularan PMK di Australia. Dalam video itu juga, Hanson keliru menyebut Bali sebagai negara, mengingat Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia.