Banyak Produk Ilegal, Konsumen Diminta Hati-hati Pilih Rokok Elektrik
konsumen wajib tahu. saat ini masih beredar produk-produk ilegal yang dapat ditemui di pasar gelap maupun yang dijual secara online.
Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Industri rokok elektrik menjadi salah satu pendatang baru yang memiliki potensi besar di Indonesia dan pasar global.
Industri rokok elektrik di dunia mengalami pertumbuhan sebesar 15–20 persen per tahun.
Sementara di dalam negeri, tren pertumbuhan cukai rokok elektrik naik pesat dari Rp 98,87 miliar pada 2018 menjadi Rp 680,36 miliar pada 2020.
Baca juga: Bea Cukai Lakukan Upaya Penegakan Hukum Lewat Penindakan Rokok Ilegal
Meski demikian, saat ini masih beredar produk-produk ilegal yang dapat ditemui di pasar gelap maupun yang dijual secara online.
Konsumen kemudian perlu memilah informasi dengan baik, sekaligus didukung regulasi yang dapat menyediakan pilihan bagi konsumen untuk membantu mereka berhenti merokok.
“Masyarakat punya hak untuk mendapatkan informasi yang bisa dipertanggungjawabkan validitasnya. Pemenuhannya tidak hanya melibatkan peran masyarakat, tetapi juga peran aktif negara dalam membuat dan menyampaikan informasi, termasuk tentang produk tembakau alternatif yang sudah terbukti secara ilmiah memiliki kadar risiko yang lebih rendah dari rokok konvensional,” kata Ketua Centre for Youth and Population Research (CYPR), Dedek Prayudi, dalam keterangannya, Kamis (11/8/2022).
Dedek juga menyayangkan masih banyaknya produk-produk ilegal rokok elektrik yang mudah diakses masyarakat, dengan kandungan yang tidak diketahui dan standar keamanan yang tidak terjamin.
Tahun 2021 lalu, misalnya, pemerintah menemukan lebih dari 14 ribu likuid ilegal siap edar di Jawa Timur.
Pada banyak kasus, produk-produk ilegal tersebut bisa ditemui di pasar gelap.
Salah satu kasusnya baru-baru ini adalah remaja Australia di bawah umur, yang justru mengalami kecanduan nikotin setelah berlangganan likuid ilegal di pasar gelap.
“Kalau dikelola dengan baik dan diregulasi dari tahapan produksi, distribusi, syarat-syarat transaksi penjualan, sampai dengan konsumsi, justru produk tembakau alternatif ini bisa menjadi instrumen untuk mengurangi angka prevalensi perokok,” lanjut Dedek.
Pada kesempatan berbeda, Ketua Komunitas Vape Berorganisasi (KONVO), Hokkop Situngkir, mengimbau para konsumen untuk teliti dan bijak saat membeli maupun mengonsumsi rokok elektrik.
Baca juga: Faisal Basri: Rokok Penyumbang Terbesar Kedua Garis Kemiskinan di Indonesia
Menurutnya, sudah semakin banyak masyarakat yang paham pentingnya membeli likuid yang bercukai.