Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Efek Sanksi, Rusia Merugi Ekspor Minyak Anjlok Lebih Dari 3 Persen di Bulan Juli

Sanksi negara Barat yang dilayangkan ke Moskow telah membuat kegiatan ekspor minyak mentah Rusia anjlok, hingga lebih dari 3 persen

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Efek Sanksi, Rusia Merugi Ekspor Minyak Anjlok Lebih Dari 3 Persen di Bulan Juli
Rostock Port
Pelabuhan Rostock di Jerman kini jadi titik berlabuh kapal tanker pengangkut minyak mentah yang diimpor Jerman dari Amerika Serikat sejak Rusia membatasi ekspor energinya ke Eropa, termasuk ke Jerman yang selama ini amat menggantungkan pasokan minyak dan gas dari Rusia. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW – Sanksi negara Barat yang dilayangkan ke Moskow telah membuat kegiatan ekspor minyak mentah Rusia anjlok, hingga lebih dari 3 persen atau sekitar 580.000 barel per hari.

Dalam laporan yang dirilis oleh Badan Energi Internasional atau International Energy Agency (IEA) pada Kamis (11/8/2022) menyebut bahwa sanksi embargo yang diterapkan AS dan Barat sehubungan dengan invasi Putin di Ukraina, menjadi faktor utama yang memicu para pelanggan minyak Rusia berpaling dan mengurangi jumlah impornya.

Hal tersebutlah yang membuat kegiatan ekspor Rusia anjlok hingga pendapatan Moskow dari penjualan minyak di sepanjang bulan Juli jatuh menjadi 19 miliar dolar AS.

Baca juga: Gazprom Takkan Terima Turbin dari Siemens, Ancaman Krisis Gas di Jerman Kian Nyata

Kemerosotan ini bahkan melesat jauh apabila dibandingkan dengan pendapatan Rusia pada bulan Juni lalu, dimana saat itu penjualan minyak tembus 21 miliar dolar AS, dikutip dari The Guardian.

"Prospek pasokan minyak dunia telah direvisi ke atas, dengan penurunan pasokan Rusia yang lebih terbatas daripada perkiraan sebelumnya." jelas laporan yang dirilis IEA, Kamis (11/8/2022).

IEA memperkirakan bahwa ekspor minyak Rusia akan terus mengalami kemunduran hingga mencapai 20 persen atau sekitar 2 juta barel per hari pada awal tahun 2023 mendatang, mengingat saat ini 27 negara di kawasan Uni Eropa mulai mempercepat pemberlakuan larangan impor minyak Rusia.

Berita Rekomendasi

“Penurunan bulanan akan dimulai secara bertahap tepatnya setelah bulan ini, ketika Rusia mengurangi penyulingan, dan UE mempercepat embargo,” kata IEA.

Dengan adanya aturan sanksi tersebut, Moskow kini harus mencari pembeli baru dari Asia Pasifik untuk mengangkut juta barel minyak mentah yang seharusnya dikirimkan ke Eropa, AS, Jepang, dan Korea.

Dikutip dari data Bloomberg, China dilaporkan telah resmi menjadi pelanggan baru minyak Rusia. Tepatnya setelah negara pimpinan Putin ini memberikan harga diskon untuk impor minyaknya.

Tercatat hingga kini total impor minyak yang dilakukan China telah mencapai 2,1 juta barel per hari. Jumlah tersebut mengungguli pengiriman Rusia ke UE yang hanya sebesar 1,8 juta barel per hari.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas