LPEI dan Ditjen Bea Cukai Sinergi Bantu UMKM Tembus Pasar Ekspor
Sampai dengan Juni 2022, LPEI telah memberikan pelatihan kepada lebih dari 2700 UMKM serta melahirkan lebih dari 120 eksportir baru.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebagai special mission vehicle Kementerian Keuangan, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) bersama Ditjen Bea Cukai berkolaborasi dalam upaya mendukung Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk bisa go global.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengajak seluruh jajarannya untuk memperbaiki program sinergi dalam membantu UMKM, di mana jika UMKM pasarnya di luar negeri maka Direktorat Jenderal Bea dan Cukai akan membantu sampai ekspor dan juga didorong Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia.
"Inilah yang disebut kolaborasi, karena UMKM perlu dibantu di semua front, jangan dibebani tapi dibantu," ujar Sri Mulyani yang ditulis Minggu (14/8/2022).
Baca juga: Talkshow Tribun Network di Padang: Tingkatkan Kualitas Produk Olahan Daun Kelor, Tembus Pasar Ekspor
“Diharapkan dengan kolaborasi antar jajaran, lembaga maupun kementerian dapat mempercepat pertumbuhan UMKM dan Indonesia bisa pulih dari kondisi pandemi. Selamat Hari UMKM Nasional," sambung Menkeu.
Kepala Divisi Jasa Konsultasi LPEI, R. Gerald memaparkan, selama ini LPEI telah memberikan dukungan berupa layanan finansial dan non finansial kepada pelaku UKM berorientasi ekspor.
“LPEI memiliki fasilitas pembiayaan, penjaminan, asuransi dan jasa konsultasi yang dapat dimanfaatkan oleh para pelaku usaha berorientasi ekspor. Khusus untuk layanan non finansial, kami dapat memberikan dalam bentuk pelatihan dan pendampingan atau CPNE, marketing handholding program dan desa devisa,” ujar Gerald.
Selain itu, LPEI juga memberikan jasa konsultasi atau Coaching Program for New Exporter (CPNE) kepada UMKM berorientasi ekspor dalam rangka meningkatkan eksportir baru, nilai ekspor nasional dan juga daya saing produk atau komoditas Indonesia.
CPNE sendiri merupakan program pelatihan dan pendampingan yang diberikan kepada pelaku usaha berorientasi ekspor selama satu tahun. Sampai dengan Juni 2022, LPEI telah memberikan pelatihan kepada lebih dari 2700 UMKM serta melahirkan lebih dari 120 eksportir baru.
Selain CPNE, LPEI memiliki program unggulan lainnya yaitu Marketing Handholding Program (business matching) yang merupakan program percepatan ekspor dalam rangka membuka akses pasar ekspor bagi produk UKM mitra binaan LPEI.
Baca juga: Bea Cukai Bawa UMKM Naik Kelas, Ekonomi Tancap Gas
Terutama, dalam bentuk digitalisasi via global marketplace, business matching melalui diaspora dan pameran berskala internasional. Melalui program ini, lebih dari 50 UKM telah berhasil memperluas akses pasarnya ke mancanegara.
Sedangkan Desa Devisa merupakan program pemberdayaan komunitas (cluster) petani/pengrajin/koperasi maupun UKM yang memiliki produk unggulan ekspor.
Sampai dengan posisi Juni 2022, LPEI memiliki 134 Desa Devisa dengan 9 komoditas unggulan (Kakao, Kopi, Beras, Garam, Rumput Laut, Kerajinan, Tenun, Gula Semut dan Lada Hitam) dan telah memberikan pendampingan kepada 12.821 petani/pengrajin.
Untuk mendukung itu semua, LPEI pun ikut berperan dalam kegiatan UMKM Week 2022 yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Kementerian Keuangan RI selama 3 hari di Jakarta.
Selain ikut dalam talkshow bertajuk "UMKM Menembus Ekspor" LPEI juga ikut dalam pameran yang menampilkan produk mitra binaan LPEI.
Tujuan talkshow tersebut untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait cara melakukan ekspor, peran LPEI dalam mendorong dan membantu para UMKM berorientasi ekspor, hingga peran aktif Kementerian Keuangan melalui SMV dapat dirasakan oleh publik.