Atasi Krisis Pangan Global, Indonesia Siap Ekspor Beras Rojolele Hingga Mentik Wangi
Indonesia bisa ekspor beras untuk ikut bantu atasi krisis pangan global. Budi menyampaikan, saat ini Indonesia sudah tidak lagi melakukan impor beras
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Divisi Pengadaan Komoditi Perum Bulog Budi Cahyanto menyampaikan Indonesia memiliki potensi untuk melakukan ekspor beras, yakni jenis pandan wangi, rojolele, hingga mentik wangi.
Indonesia bisa ekspor beras untuk ikut bantu mengatasi krisis pangan global. Budi menyampaikan, saat ini Indonesia sudah tidak lagi melakukan impor beras selama tiga tahun.
"Ketahanan beras kita cukup tinggi, kita punya stok 1,1 juta ton," ucap Budi saat diskusi daring, Jumat (19/8/2022).
Baca juga: Serikat Pertani Nilai Komoditas Pangan Lain Perlu Adopsi Strategi Sukses Swasembada Beras
Karena itu, Indonesia memiliki peluang untuk ekspor. Indonesia merupakan produsen terbesar kedua di dunia. Dengan di posisi pertama Tiongkok.
"Indonesia punya potensi untuk ekspor, hanya orientasikan ekspor beras, yaitu beras-beras khusus yang ada di Indonesia, pandan wangi, rojolele, mentik wangi, atau beras mentik, yang barangkali tidak ada di dunia," imbuh Budi.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin Indonesia ekspor beras untuk ikut membantu mengatasi krisis pangan global.
Jokowi mengatakan Indonesia telah menjaga swasembada beras sejak 2019. Artinya, produksi beras Indonesia telah mampu memenuhi 90 persen kebutuhan beras nasional.
"Ini yang harus kita pertahankan dan kita tingkatkan sehingga tidak hanya swasembada beras saja tetapi nanti bisa ekspor beras. Ikut mengatasi kelangkaan pangan di beberapa negara, karena sudah mengerikan sekali," ujarnya saat membuka Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi 2022, Kamis (18/8/2022).
Baca juga: Diakui Lembaga Internasional Sudah Swasembada, Kementan: Stok Beras Lebih Dari 10 Juta Ton
Indonesia dinilai perlu eskpor beras karena pandemi Covid-19 hingga perang Rusia-Ukraina menyebabkan kondisi global menjadi sangat berat.
Kondisi inilah yang menyebabkan beberapa negara mengalami krisis pangan. Diperkirakan sekitar 345 juta orang di 82 negara mengalami kekurangan pangan akut dan kelaparan serta 553 juta jiwa terancam kemiskinan ekstrem.
Sementara itu, Indonesia mendapatkan penghargaan dari Internasional Rice Research Institute atas sistem ketahanan pangan dan swasembada beras.