Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Kata Petani Soal 'Food Estate': Produksi Bertambah Tapi Akses Air Susah

Selain produktivitas usaha tani naik, pendapatan mereka juga meningkat. Namun, diakui juga ada sejumlah kendala yang memerlukan perbaikan.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Kata Petani Soal 'Food Estate': Produksi Bertambah Tapi Akses Air Susah
WARTA KOTA/NUR ICHSAN
Ilustrasi panen padi. Petani peserta program food estate mengaku merasakan manfaat setelah bergabung. 

Saiful bergabung dengan food estate sejak tahun 2021. Dari 38 orang anggota kelompok tani, 35 orang petani menanam komoditas bawang putih di lahan seluas total 16 hektare.

Wilayah ini memang dikembangkan food estate hortikultura yang dikomandani oleh Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementan.

Selain bawang putih, juga ada bawang merah, kentang, dan cabai. Saiful mengakui, bawang putih bukan komoditas asing bagi warga desanya.

Pada masa-masa jayanya, Sidomulyo adalah salah satu sentra bawang putih. Produktivitas, diakui Saiful, tinggi.

Tapi karena waktu tanam tidak diatur dan tidak ada pembeli pasti, harga seringkali meluncur bebas alias jatuh.

"Penyerapannya dan pasarnya belum jelas," kata Saiful.

Sejak tahun 1990-an, petani di Sidomulyo dan sekitarnya ogah menanam bawang putih. Mereka beralih menanam sayuran, seperti kol, cabai atau bawang merah.

Baca juga: Antisipasi Krisis Pangan, Sekolah Khusus Food Estate Disarankan Segera Dibentuk

BERITA TERKAIT

Petani mau kembali menanam bawang putih karena Kementan sudah menyiapkan pembeli siaga atau off taker sebagai mitra petani.

Harga, kata Saiful, sudah disepakati sebelum tanam dengan pembeli siaga. Bahkan, ketika harga di pasar membaik, harga kesepakatan bisa naik. Petani juga mendapatkan mendapatkan bantuan bibit, mulsa plastik, dan pupuk.

"Ini memudahkan, kami bergairah lagi menanam bawang putih," jelas Saiful.

Saiful mengaku, petani juga mendapatkan manfaat berupa aneka ragam akses informasi terkait pertanian.

Selain informasi budidaya, kata Saiful, kelompok tani juga mendapatkan informasi terkait teknologi pertanian mutakhir, pemasaran hasil, hingga akses permodalan. Petani yang tidak tergabung dalam food estate pun jadi terberdayakan.

"Di food estate ini banyak sekali pendidikan-pendidikan pertanian. Termasuk informasi permodalan dari KUR (Kredit Usaha Rakyat) yang bagus.

Ada juga beberapa pelatihan-pelatihan yang semakin gencar. Jadi, di wilayah (kelompok tani) lain kena juga (mendapatkan) imbas dari food estate, semuanya baik," ungkapnya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas