Nilai Keekonomiannya Rp 17.200/Liter, Kira-kira Berapa Harga Pertalite Akan Dinaikkan?
Pemerintah RI hingga kini belum menyesuaikan harga BBM bersubsidi. Berapa kenaikannya juga belum ketahuan.
Editor: Hendra Gunawan
Sementara itu, Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menyarankan, jika kenaikan harga BBM subsidi maksimal 30% dari harga jual saat ini.
“Yang tepat ya antara 20% hingga 30%. Maksimal 30%, jangan lebih dari itu. Janganlah harga BBM bersubsidi juga mengikuti harga pasar, karena nanti daya beli masyarakat ambrol,” terang David kepada Kontan.co.id, Jumat (26/8).
David tak menampik, kenaikan harga BBM bersubsidi ini akan menyumbang inflasi. Apalagi, dalam tahun ini harga BBM non subsidi sudah naik beberapa kali. Sehingga, inflasi bisa saja makin mendaki.
Bila memang harga BBM bersubsidi ini akan meningkat, David pun memperkirakan inflasi pada tahun 2022 bisa berada di kisaran 6% hingga 7% secara tahunan. Target itu jauh melampaui batas atas kisaran sasaran inflasi BI yang dipatok di level 4% untuk tahun 2022.
Namun, meski berdampak besar terhadap inflasi, tetapi David memandang keputusan untuk menaikkan harga BBM bersubsidi sangat tepat. Hal ini mengingat beban yang dipikul oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 di tengah peningkatan harga minyak dunia.
“Apalagi kalau harga BBM bersubsidi tidak naik, beban subsidi bisa capai Rp 700 triliun. Ini sudah sangat besar. Jadi memang tepat untuk dinaikkan pada saat ini,” pungkas David. (Kontan/Reuters)