Pergerakan IHSG Diprediksi Mengalami Koreksi, Perhatikan Saham Ini
IHSG menguat 0,15% ke level 7.242,65 pada Jumat (9/9) atau naik 0,91 persen selama sepekan.
Editor: Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan awal pekan ini, Senin (12/9/2022) diprediksi rawan terjadi koreksi usai sepekan kemarin bergerak di zona hijau.
Tercatat, IHSG menguat 0,15 persen ke level 7.242,65 pada Jumat (9/9) atau naik 0,91 persen selama sepekan.
CEO Edvisor.id Praska Putrantyo memperkirakan, IHSG hari ini akan bergerak pada rentang 7.169 - 7.266, di mana terdapat peluang koreksi lebih terbuka karena aksi profit taking yang dilakukan investor pasca penguatan pekan lalu.
"Selain itu, indikator RSI vs pergerakan IHSG sudah menunjukkan pola divergensi negatif dalam sebulan terakhir yang mengindikasikan rawan koreksi," kata Praska yang dikutip dari Kontan.
Baca juga: IHSG Rabu Pagi Dibuka Masuk Zona Hijau, Naik 0,25 Persen ke Level 7.249
Selain itu, pelaku pasar juga masih akan mencermati data-data ekonomi yang akan dirilis pekan depan.
Termasuk proyeksi suku bunga acuan The Fed yang diperkirakan masih agresif, suku bungan acuan bank central China, serta indeks manufaktur S&P Global.
Praska menyarankan buy on weakness saham PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) dan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS).
Saham lain yang menarik dilirik adalah HRUM dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM).
Equity Analyst Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora menambahkan, dari dalam negeri, efek kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bisa menjadi sentimen pemberat IHSG.
Sedangkan secara teknikal, IHSG sudah berada di dekat area resistance 7.287.
Prediksi Andhika, IHSG Senin besok berpotensi mengalami pelemahan terdekat ke level 7.230 - 7.232.
Sedangkan area support berada di 7.206 - 7.228, dan resistance pada posisi 7.287 - 7.355.
Andhika menyarankan pelaku pasar untuk mengoleksi saham PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID), PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), PT Dewi Shri Farmindo Tbk (DEWI), PT Bumi Resources Tbk (BUMI), dan PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA).