Penurunan Harga BBM, Dorong Perlambatan Inflasi Inggris pada Agustus 2022 Jadi 9,9 Persen
Tingkat inflasi konsumen tahunan Inggris turun menjadi 9,9 persen pada Agustus 2022 dari 10,1 persen di Juli 2022
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, LONDON – Turunnya harga bahan bakar minyak (BBM), mendorong perlambatan tingkat inflasi di Inggris pada Agustus 2022 hingga melandai di bawah 10 persen.
Dilansir dari The Guardian tingkat inflasi konsumen tahunan Inggris turun menjadi 9,9 persen pada Agustus 2022 dari 10,1 persen di bulan Juli 2022. Penurunan ini terjadi setelah harga minyak global mengalami penyusutan harga, kondisi tersebut lantas mengerek turun harga bensin di Inggris hingga lebih dari 14p per liter pada Agustus.
Menurut laporan Data dari Kantor Statistik Nasional (ONS), tingkat inflasi tahunan untuk bahan bakar motor telah turun dari 43,7 persen menjadi 32,1 persen antara bulan Juli sampai Agustus.
Baca juga: Ekonom: Inflasi Inggris Diperkirakan Menyentuh Angka 18 Persen di Awal Tahun 2023
Dorongan inilah yang kemudian menjadi faktor utama menurunnya laju inflasi di Inggris, meski harga makanan telah naik sebanyak 13,1 persen serta harga minuman non-alkohol telah meningkat sebanyak 1,5 persen.
“Penurunan harga bahan bakar motor memberikan kontribusi penurunan terbesar terhadap perubahan tingkat inflasi tahunan CPIH dan CPI antara Juli dan Agustus 2022,” kata Kantor Statistik Nasional Inggris dalam laporannya, Rabu (14/9/2022).
Sebelum mencatatkan penurunan, para ekonom di Inggris sebelumnya telah memproyeksikan inflasi di level 10,2 persen, namun setelah harga BBM dan pelumas kendaraan di Inggris mengalami penurunan besar hingga mencapai 6,8 persen lantas membuat pergerakan inflasi menyusut.
Meski angka tersebut hanya turun tipis, namun hal tersebut memberikan pengaruh positif bagi perekonomian Inggris.
Mengingat Inggris telah lebih dulu dilanda krisis biaya hidup yang berkepanjangan selama tahun ini, imbas lonjakan harga pangan dan energi.
Bahkan untuk membantu meringankan beban masyarakat dalam menghadapi inflasi Perdana Menteri Inggris yang baru Liz Truss mengumumkan paket fiskal darurat yang berfungsi untuk membatasi tagihan energi rumah tangga tahunan sebesar 2.500 euro atau 2.881,90 dolar AS untuk dua tahun ke depan.
Baca juga: Atasi Krisis Pangan Global, Indonesia Siap Ekspor Beras Rojolele Hingga Mentik Wangi
Walau kebijakan ini dapat mengurangi prospek inflasi dalam jangka pendek, akan tetapi analis percaya apabila penyuntikan anggaran dana ini dapat meningkatkan inflasi dalam jangka menengah mengingat saat ini Inggris telah menghabiskan dana publik sebanyak 130 miliar euro.
Tak hanya itu saja rencananya Bank of England juga akan kembali memperketat kebijakan moneternya, sebesar 75 basis point pada Kamis (22/9/2022).
Langkah ini diambil BoE guna mempercepat penurunan laju inflasi di Inggris hingga angkanya menyentuh 13,3 persen sebelum akhir tahun.