Wall Street, Minyak hingga Emas Kompak Anjlok di Tengah Penantian Keputusan Hawkish The Fed
Isyarat kenaikan suku bunga The Fed dorong penurunan tajam pada sejumlah indeks saham AS.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Isyarat kenaikan suku bunga The Fed dorong penurunan tajam pada sejumlah indeks saham AS yang berada di perdagangan Wall Street, pada Jumat (26/9/2022).
Rilisnya data inflasi bulanan di Amerika yang meleset lebih tinggi dari prediksi para ekonom, telah membuat para investor kompak melakukan aksi jual saham massal, hingga memicu guncangan pada pasar Wall Street dan membuat pergerakan saham – saham AS anjlok.
Departemen Tenaga Kerja AS pada Kamis (15/9/2022) melaporkan bahwa klaim pengangguran di Amerika telah turun 5.000 menjadi 213.000 terhitung sejak September 2022, namun karena penjualan ritel di Agustus terus mengalami kemunduran sebanyak 0,4 persen.
Baca juga: Wall Street Anjlok Dipicu Marak Aksi Jual, Saham Sektor Telekomunikasi dan Teknologi Berguguran
Membuat investor percaya bahwa The Fed akan kembali menyerukan sikap hawkish pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) di tanggal 20 – 21 September 2022, untuk mengerek turun inflasi yang saat ini telah naik sebanyak 0,1 persen menjadi 8,3 persen.
Meski The Fed belum memberikan pernyataan resmi terkait berapa banyak jumlah suku bunga yang akan dikerek pada bulan ini, namun pasar keuangan sepenuhnya memperkirakan kenaikan suku bunga lanjutan setidaknya 75 basis poin.
"Pasar tetap berombak mengetahui bahwa ada pertemuan Fed minggu depan. Meskipun para peserta setuju bahwa itu akan menjadi kenaikan suku bunga 75 basis poin,” kata ata Quincy Krosby, kepala strategi global di LPL Financial.
Sikap agresif inilah yang kemudian membuat para investor mulai meninggalkan pasar saham jelang akhir sesi, hingga Wall Street melanjutkan penurunan tajam seperti indeks Dow Jones Industrial Average yang jatuh 173,27 poin atau 0,56 persen hingga amblas di kisaran 30.961,82 poin.
Penurunan serupa terlihat pada indeks S&P 500 yang terpangkas 44,66 poin atau 1,13 persen, dan berakhir di 3.901,35 poin.
Disusul indeks Komposit Nasdaq yang ikut terseret turun sebanyak 167,32 poin atau 1,43 persen, menjadi ditutup di 11.552,36 poin.
Sembilan dari 11 sektor utama S&P 500 juga bernasib sama dengan berakhir di wilayah negatif, termasuk sektor energi dan utilitas yang masing-masing merosot 2,54 persen dan 2,53 persen.
Baca juga: Wall Street Amblas, Terbesar Dalam Dua Tahun Setelah Data CPI AS di Rilis
Kekhawatiran investor bahkan telah mendorong jatuh minyak berjangka hingga harganya anjlok jatuh lebih dari 3 persen.
Seperti minyak mentah AS WTI turun 3,82 persen menjadi 85,10 dolar AS per barel, sementara Brent berakhir pada 90,84 dolar AS setelah anjlok 3,46 persen.
Spot gold juga terpantau turut mencatatkan pengikisan harga dengan turun 1,9 persen menjadi 1,664,46 dolar AS per ounce dan Emas berjangka AS turun 2,02 persen menjadi 1,662,30 dolar AS per ounce.