Pengamat Sebut Bank Indonesia akan Lanjutkan Normalisasi Suku Bunga untuk Kendalikan Inflasi
Harga komoditas energi dan pangan global terpantau masih terus mengalami fluktuasi, efek belum berakhirnya perang di Ukraina.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Muhammad Zulfikar
BI juga melakukan intervensi di pasar obligasi negara agar kurva imbal hasil untuk memberi acuan bagi perbankan dalam penetapan suku bunga kredit.
Baca juga: Bank Indonesia: Rp150 Miliar Modal Asing Masuk ke Pasar Keuangan Domestik dalam Sepekan
“Bisa dikatakan Bank Indonesia termasuk bank sentral yang menaikkan suku bunga lebih belakangan dibanding bank sentral di negara lain," ucap Budi.
"Namun, langkah BI itu perlu diapresiasi. Selain agar tidak terlambat (behind the curve), normalisasi tingkat suku bunga juga ditujukan untuk menjaga attractiveness aset-aset domestik di mata asing serta menghindari out flow di pasar.
Budi mengatakan, secara timing kenaikan suku bunga pada rapat dewan gubernur BI yang akan datang juga dinilai cukup baik, karena di hari yang sama, The Fed juga diekspektasikan akan menaikkan tingkat suku bunga sebesar 75 hingga 100 bps.
“Dalam jangka pendek, Bahana TCW menilai kondisi ekonomi nasional masih cukup kuat menghadapi kenaikan suku bunga hingga 50 bps hingga akhir tahun 2022," papar Budi.
"Bahana TCW optimistis pertumbuhan ekonomi masih akan positif bahkan dapat menyentuh di atas 5,3 persen,” pungkasnya.