Investasi Industri Smelter Logam Tembus Rp 700 Triliun, Pemerintah Fokus Dorong Hilirisasi
Total investasi industri smelter logam di Indonesia kini mencapai sekitar 49 miliar dolar AS.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebutkan, total investasi industri smelter logam di Indonesia kini mencapai sekitar 49 miliar dolar AS.
Jika dikonversi ke dalam rupiah, angka tersebut setara dengan Rp736,8 triliun (asumsi kurs Rp15.038).
Direktur Industri Logam Kemenperin, Liliek Widodo mengatakan, hal tersebut merupakan bukti Pemerintah yang terus mendorong terciptanya hilir atau industrinya agar program hilirisasi dalam negeri bisa berjalan.
"Perkembangan industri logam terus naik seiring membaiknya perekonomian Indonesia pasca Covid-19. Pada kuartal II-2022 kinerja logam dasar tumbuh 15 persen naik siginifikan dibanding kuartal I-2022 7,9 persen," ujar dalam pameran International Metal Technology (IMT) dan Fabrication Technology Indonesia (FTI) 2022 di Jakarta, Rabu (21/9/2022).
"Industri pengolahan dan pengembangan mineral dan batubara dalam negeri telah berkembang dengan baik. Dimana industri smelter juga investasi 49 miliar dolar AS dan mampu menyerap 200 ribu tenaga kerja," sambungnya.
Liliek melanjutkan, Pemerintah terus berfokus membangun hilirisasi bahan baku mineral, sehingga produk yang dihasilkan memiliki nilai tambah yang jauh lebih tinggi.
Jika hilirisasi industri ini berjalan lancar, maka akan berkontribusi besar terhadap devisa bagi negara.
Baca juga: INDEF: Perbaikan Ekosistem Bisnis Kunci Pemerataan Hilirisasi Tambang Mineral Bisa Maksimal
Kemenperin saat ini juga telah mendukung hilirisasi melalui sejumlah instrumen kebijakan termasuk Undang-Undang No.3 tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (UU Minerba) beserta undang undang tentang perindustrian beserta turunannya.
"Keberhasilan ini akan memberikan dampak yang lebih baik bila dilanjutkan ke sektor industri hilir. Sebagai contoh, dapat kami sampaikan dengan adanya industri berbasis nikel di Halmahera yang bisa memberi sumbangan devisa yang cukup besar," paparnya.
Dalam kesempatan tersebut, Liliek juga mengapresiasi terselenggaranya pameran IMT Indonesia dan FTI 2022.
Sebagai informasi, pameran IMT Indonesia dan FTI 2022 adalah pameran yang didedikasikan untuk industri logam dan baja serta teknologi fabrikasi di Asia.
Baca juga: Dorong Hilirisasi, Perbankan Dukung Industri Pengolahan Nikel CNI Group
Pameran yang terselenggara dari tanggal 21-23 September 2022 di JIExpo Kemayoran ini, akan menampilkan teknologi pengecoran, produk casting, metalurgi, teknologi proses termo serta teknologi fabrikasi.
IMT Indonesia dan FTI menghadirkan teknologi dan solusi yang paling diminati untuk perluasan lebih lanjut kapasitas produksi logam dan fabrikasi di Indonesia yang menarik para pemain industri lokal dan investor asing yang berkontribusi pada rantai pasokan industri logam dan fabrikasi lokal.
Dalam pameran ini digelar berbagai seminar bersama dengan asosiasi, pemerintah, akademisi, industri dan para exhibitor.
Seminar yang berfokus pada wawasan trend dan peluang bisnis di industri logam dan mesin seperti yang diamati oleh otoritas atau regulator maupun pelaku industri dan pakar profesional.
Baca juga: Lanjutkan Hilirisasi, Menperin: Kapasitas Produksi Pabrik Smelter di Gresik Naik 30 Persen
Liliek mengatakan pameran IMT Indonesia bersama dengan FTI sangat membantu industri logam dan fabrikasi karena dapat memberikan update mengenai perkembangan industri tersebut.
Dengan adanya pameran ini akan sangat membantu untuk para industri logam dan fabrikasi di Indonesia.
"Melalui kegiatan pameran dan seminar ini diharapkan dapat dimanfaatkan dan menjadi media untuk menunjukkan serta mempromosikan kemajuan teknologi industri hilir logam dan permesinan," pungkas Liliek.