Pasar Saham Terus Anjlok, Goldman Sachs : Suasana Suram di Wall Street Terus Berlanjut
Amblasnya sejumlah saham di bursa AS merupakan imbas sikap hawkish The Fed yang mengerek naik suku bunga acuan sebanyak 4 kali
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Lonjakan suku bunga acuan ditambahnya menguatnya kinerja dolar di pasar keuangan membuat bursa saham Wall Street jatuh dan terkoreksi pada penutupan perdagangan Jumat (23/9/2022).
Amblasnya sejumlah saham di bursa AS merupakan imbas sikap hawkish The Fed yang mengerek naik suku bunga acuan sebanyak 4 kali dengan total 225 basis poin selama 3 kuartal, demi mengatasi lonjakan laju inflasi di AS yang saat ini telah melesat di angka 9,1 persen akibat invasi panas Rusia ke Ukraina.
Meski cara ini perlahan dapat menurunkan inflasi serta dapat mendorong penguatan nilai greenback sebanyak 16 persen menjadi 113,1890, namun sayangnya cara ini makin memperparah kondisi mata uang lainnya karena gagal bersaing dengan penguatan dolar.
Seperti pound Inggris yang terpantau turun sebanyak 15 persen, kondisi ini yang kemudian membuat laju inflasi Inggris melesat mencapai level 10,1 persen.
Khawatir inflasi makin membengkak membuat para investor mulai berpaling ke dolar AS yang dianggap sebagai aset paling safe haven, hingga membuat bursa saham di pasar Wall Street jatuh berguguran.
Mengutip dari CNN International, saham yang diposisikan paling menderita dalam resesi memimpin kerugian minggu ini adalah aset Dow Jones yang merosot lebih dari 660 poin, atau 2,2 persen pada perdagangan di Jumat sore.
Baca juga: Wall Street, Minyak hingga Emas Kompak Anjlok di Tengah Penantian Keputusan Hawkish The Fed
Penurunan serupa juga terjadi pada S&P 500 dan Nasdaq yang masing-masing turun 2,4 persen.
Bahkan demi mencegah terjadi penurunan lebih lanjut, lembaga keuangan Goldman Sachs mengambil langkah awal untuk memangkas target akhir tahun S&P 500 dari 4.300 menjadi 3.600.
Apabila nantinya inflasi kian menunjukkan peningkatan diperkirakan S&P 500 akan terus meluncur jatuh, hingga mencapai titik terendah di 3.150 yang berarti penurunan lebih lanjut sebesar 14 persen dari levelnya saat ini.
Baca juga: Kabar Kenaikan Suku Bunga The Fed Hingga 100 Basis Poin Bikin Pasar Saham Asia Berguguran
“Berdasarkan diskusi klien kami, mayoritas investor ekuitas telah mengadopsi pandangan bahwa skenario hard landing tidak dapat dihindari dan fokus mereka adalah pada waktu, besarnya, dan durasi potensi resesi dan strategi investasi untuk prospek itu,” tulis ahli strategi Goldman Sachs.
Belum diketahui sampai kapan saham di pasar Wall Street akan terus menunjukan rapor merahnya.
Namun hingga kini pergerakan pasar saham masih terpantau melemah diperkirakan kondisi ini akan terus terjadi selama beberapa pekan mendatang.